Tuesday, April 8, 2014

Perubahan yang di Inginkan



8th Class review

“Perubahan yang di Inginkan “
Cerah, bersinar sejuk, itulah yang dirasakan pada pertemuan kali ini, setelah mahasiswa di istirahatkan satu minggu tanpa tugas, saat kembali masuk ke dalam kelas suasana menjadi berubah nyaman. Semua mahasiswa telah mengistirahatkan otak mereka, dan hari ini otak mereka akan kembali extra untuk menghadapi tugas. Jum’at 04 April 2014, class review aya berjudul “perubahan yang di Inginkan”. Judul itu menjadi pembuka pada awal bulan ini dan tak terasa hari ini merupakan pertemuan ke-9 dalam writing class. Beliau mengatakan bahwa pada pertemuan sekarang hingga akhir perkuliahan semester ini akan lebih focus dalam reading time, sehingga mahasiswa akan lebih banyak membaca.

Mr. Lala memberitahukan bahwa pertemuan minggu depan writing class akan masuk lebih awal, dikarenakan beliau akan kembali pergi ke Malaysia, dan beliau menyarankan agar make-up class di hari senin atau selasa. Beliau menceritakan bahwa minggu kemarin ada salah satu mahasiswa yang ingin mengadu argument dengan beliau, namun menurut beliau argument yang di paparkannya tidak jelas, bahkan dia tidak mengerti masalah (materi) yang dia ucapkan. Perlu kita ketahui juga bahwa banyak mahasiswa yang pintar dalam speaking, dan hal itu diutamakan oleh mereka, tapi kenyataannya banyak mahasiswa yang hanya pintar speaking namun tidak pandaimenulis.
Magic word, satu  kata yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, yaitu “khilaf”. Banyak orang-orang yang ketika melakukan kesalahan kecil ataupun besar mereka hanya bilang khilaf! Hampir semua orang hanya mempunyai satu kata itu, dan yang menarik adalah kata itu tidak akan pernah ada dalam pembahasan writing class, karena beliau tidak senang dengan mahasiswa yang seperti  itu. Bagi beliau hal kecil adalah suatu hal yang sangat crucial, sehingga mahasiswa diharapkan jangan sampai menyepelekan kesalahan-kelsalahan yang kecil, karena dari kesalahan kecil itu akan menjadi besar contohnya: ketika kita makan baso, dan ternyata di dalam baso itu terdapat sebuah jarum ataupun benda kecil so itu merupakan kesalahan yang kecil, namun hal itu akan berakibat fatal jika dibiarkan saja, orang yang memakannya bisa saja akan meninggal dunia”. Makadari itu mahasiswa diharuskan tidak boleh menyepelekan hal yang kecil, walaupun itu sangat kecil. Beliau mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang yang perfectionis tapi beliau sangat tidak suka kesalahan-kesalahan kecil ataupun error yang dilakukan oleh mahasiswa.  Hal yang sering banyak dilakukan ketika mahasiswa menulis sebuah wacana adalah mereka mempunyai tulisan yang bagus, keren, enak dibaca dan menarik ketika mereka menulis sebuah wacana  dalam bahasa ibu (bahasa sendiri),namun ketika menulis dalam bahasa asing mereka ngedrop alhasil kurang maksimal ketika menulis dalam bahasa asing.

Dalam slidenya beliau menjelaskan tentang “what I expect in the second half of season”. It’s time to read! Inilah yang akan mahasiswa lakukan terus menerus hingga akhir perkuliahan pada semester ini. Beliau mengharapkan pada season kedua ini banyak hal yang harus dibenahi mahasiswa dari season sebelumnya, antara lain adalah attitude mereka. Beliau mengatakan bahwa mahasiswa harus lebih berusaha memaknai sebuah kata sebagai sesuatu yang sacral,  karena attitude menunjukan sikap kita dalam menghargai suatu tindakan yang kita lakukan, sehingga mahasiswa harus lebih bisa menjaga attitude dirinya.
Selain itu mahasiswa harus mampu membaca secara ekstensive dan intensive, disamping itu juga untuk mencapai sebuah pemahaman mahasiswa harus bisa mengcombine dengan teman diskusi agar bisa memahami materi pembahasan.  Semakin banyak diskusi, diluar maupun didalam kelas, semakin bagus pula mahasiswa akan memahami materi yang ada.  Mahasiswa harus selalu menanamkan  focus, komitment dan ketekunan hati pada diri mereka.  Dalam slide ini beliau beliau menuliskan tujuh kata yang sama yaitu teamwork! Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam perkuliahan ke depan teamwork menjadi hal yang wajib dilakukan oleh mahasiswa.
            Kali ini pembahasan akan berjalan melalui salah satu karya dari  seorang mahasiswa yang bernama Eben Kirsey dalam bukunya yang berjudul Anthropology off the Shelf. Anthropologists on Writing. Mahasiswa akan berjalan kembali dari sebuah judul yang berjudul  “Don’t Use Your Data as a Pillow”. Sebelum itu beliau telah membagi mahasiswa dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Beliau menginginkan agar setiap kalimat yang ada kita bahas dengan sharing atau tukar pikiran dengan teman yang ada dalam kelompok itu sendiri. Setelah satu demi satu kalimat di pahami oleh setip mahasiswa, kemudian mereka harus mengcombine pemahaman mereka masing-masing sehingga bisa menyimpulkan apa maksud dari kalimat tersebut, dan kalau sudah dapat disimpulkan boleh berlanjut ke kalimat selanjutnya. Saya ditempatkan dalam kelompok 3  yang mana beranggotakan M. Hilman, Deden, Alfat, dan Lili. Tugas pertama dikelas adalah kami harus membaca dan saling bertukar pikiran. Pada 5 menit pertama, setiap kelompok harus membahas tentang papua. Karena teks yang akan kita bahas adalah  bersangkutan dengan papua.
Wilayah Pemerintahan :
Provinsi Papua Barat beribukota di Kabupaten Manokwari. Secara administratif, Provinsi Papua Barat terdiri dari 10 (sepuluh) kabupaten dan 1 (satu) kotamadya, yaitu Kabupaten Fak-fak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maibrat dan Kotamadya Sorong. Dan terdiri dari 136 Kecamatan dan 1.286 Desa.

Penduduk :
Pada tahun 1990 jumlah penduduk di Provinsi Papua Barat tercatat sebanyak 385.509 jiwa, sedangkan pada tahun 2000 tercatat 571.107 jiwa, dan tahun 2005 telah mencapai 651.958 jiwa. Tercatat laju pertumbuhan penduduk sebesar 4,29% per tahun.
Dari total jumlah penduduk Provinsi Papua Barat pada tahun 2006 tersebut, terdapat 65,7% penduduk asli papua yang terdiri dari 14 etnis. Sisanya 34,3% merupakan penduduk non-papua yang berasal dari suku bangsa lain.

Geografis :
Provinsi Papua Barat terletak antara 0 - 4 derajat Lintang Selatan dan 124 - 132 derajat Bujur Timur, tepat dibawah garis katulistiwa dengan ketinggian 0 - 100 meter dari permukaan laut. Luas wilayah Provinsi Papua Barat sebesar 115.363,50 kilometer persegi.
Batas Utara: Laut Pasifik, Batas Barat: Laut Seram Provinsi Maluku, Batas Selatan: Laut Banda Provinsi Maluku, Batas Timur: Provinsi Papua.
Adapun pembahasan kami mengenai TRIKORA  (Tanggal 19 Desember 1961)
Peristiwa perjuangan pembebasan Irian Barat secara militer.
isi Trikora adalah :
Gagalkan pembentukan Negara papua.
Kibarkan Sang merah putih di Irian Barat.
Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah air.
            Alhasil   dibawah ini adalah materi yang kami bahas di dalam kelas. Hal ini juga dilakukan oleh Asian-Africa reading Club, metode yang dilakukan sama, membaca serta mamahami kalimat demi kalimat.
Nendi: tittle Don’t Use Your Data as a Pillow merupakan sebuah perumpamaan atau analogy, yang menjelaskan tentang ketika seseorang memiliki sebuah data/tulisan/wacana/karya dan lain sebagaimnya haruslah digunakan, jangan hanya menjadi sandaran saja, atau dibuka ketika kita ada perlunya saja. ”bantal” kata yang telah dijadikan perumpamaan dalam judul tersebut, hal ini adalah hanya sebagai pengantar tidur saja, sehingga ketika tidak tidur maka tidak akan digunakan.
Hilman: data adalah sekumpulan fakta yang tertulis nyata dan bisa dipertanggung jawabkan.
Deden: data janganlah dijadikan bantal saja, kita harus berani mengungkap jangan hanya memendamnya saja.
Lili: data janganlah dijadikan bantal saja, kita harus berani membuka jangan hanya memendamnya saja. Jangan menggunakan data ketika perlu saja (sesaat saja), data  harus dimanfaatkan.
Adapun kesimpulan dari kelompok kami tentang judul tersebut adalah data dan fakta harus menjadi rujukan fakta tentang paradigm pada saat ini, data/tulisan/wacana/karya dan lain sebagaimnya haruslah digunakan, jangan hanya menjadi sandaran saja, atau dibuka ketika kita ada perlunya saja. ”bantal” kata yang telah dijadikan perumpamaan dalam judul tersebut, hal ini adalah hanya sebagai pengantar tidur saja, sehingga ketika tidak tidur maka tidak akan digunakan.
Pada pembahasan dikelas kelompok kami hanya membahas sampai kalimat pertama pada paragraph pertama pula. Berikut adalah hasil yang kami bahas:
Paragraph 1
S1: Deden “ perpisahan seorang penulis dengan orang papua”
 Hilman “ perpisahan seorang penulis yang disambut baik oleh warga papua”
Lili: Perpisahan yang menghidangkan hidangan adat dan tradisi.
Nendi: perpisahan seorang penulis yang belum diketahui namanya, yang mana warga merayakan pesta kecil untuk menghormatinya:
Kesimpulan: perpisahan seorang penulis yang belum diketahui namanya dengan masyarakat papua, hal ini dapat diketahui karena ada beberapa nama makanan khas dari daerah tu sendiri”
Mengutip  dari Lehtonen (Culture of Analysis Text tahun 2000) mengatakan  bahwa teks yang berkaitan dengan informasi.  Istilah teks meliputi semua produk yang membuat pembentukan makna.   Dalam speaking dan bahasa tertulis,  hubungan keduanya bersifat konvensional bahkan bersifat pemisah. Kemudian peran gambar dalam memberikan informasi berkaitan dengan visual.
a)      Gambar dikatakan sebagai indeks atau petunjuk, yaitu gambar yang dijadikan tanda dalam sebuah hubungan yang nyata
b)       Gambar adalah suatu teks yang memiliki aturan tersendiri yang diwakili oleh bentuk dan warna.  Gambar menjadi objek dalam menyederhanakan tulisan.
(Lehtonen, 2000:56)
Berapa orang ahli juga mengatakan bahwa, representasi visual adalah sistem semiotik , atau sistem tanda-tanda , yang bervariasi dengan bahasa, budaya dan genre . Kress dan van Leeuwen ( 1996) perhatikan bahwa :
Kesederhanaan adalah  selalu didasarkan pada orientasi budaya tertentu dan sikap ideologis , dan hasil pelatihan intensif . Hal ini hanya pelatihan dicapai bahwa gambar (cara memandang dunia diungkapkan oleh struktur mereka ) dapat muncul  alami  dan  sederhana, dan karenanya tidak membutuhkan analisis .
Miller ( 1998) , misalnya, menunjukkan bahwa sementara unsur-unsur visual dalam pers popular
berfungsi sebagian besar untuk menarik pembaca untuk artikel dan menjelaskan daripada membuktikan, visual dalam teks-teks akademik terutama argumen , mengikuti konvensi formal diselenggarakan untuk persuasi maksimum dan akses ke informasi baru . Banyak ilmuwan menulis artikel mereka untuk menyoroti visual , dan pembaca ahli sering membaca visual pertama. Hal ini karena argumen sementara didasarkan pada masuk akal , dan dibangun dengan baik , interpretasi data , mereka akhirnya beristirahat temuan, dan ini sering disajikan dalam bentuk visual. Sehingga Visual memperkuat argumen dan sinyal pentingnya dari artikel itu sendiri.
(Ken Hyland, 2006:53) 

            Kesimpulannya adalah Magic word, satu  kata yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, yaitu “khilaf”. Banyak orang yang ketika melakukan kesalahan kecil ataupun besar mereka hanya bilang khilaf! Hampir semua orang memiliki satu kata tersebut, dan yang menariknya kata itu tidak akan pernah ada dalam pembahasan writing class, karena beliau tidak senang dengan mahasiswa yang seperti  itu. Bagi beliau hal kecil adalah suatu hal yang sangat crucial, sehingga mahasiswa diharapkan jangan sampai menyepelekan kesalahan-kelsalahan yang kecil, karena dari kesalahan kecil itu akan menjadi besar pembahasan berjalan melalui salah satu karya dari  seorang mahasiswa yang bernama Eben Kirsey dalam bukunya yang berjudul Anthropology off the Shelf. Anthropologists on Writing. Mahasiswa akan berjalan kembali dari sebuah judul yang berjudul  “Don’t Use Your Data as a Pillow”.
Sebelum itu beliau telah membagi mahasiswa dalam beberapa kelompok dan setap kelompok terdiri dari 4 orang. Beliau menginginkan agar setiap kalimat yang ada kita bahas dengan sharing atau tukar pikiran dengan teman yang ada dalam kelompok tersebut. Setelah satu demi satu kalimat di pahami oleh setip mahasiswa, kemudian mereka harus mengcombine pemahaman mereka sehingga bisa menyimpulkan apa maksud dari kalimat tersebut, dan kalau sudah dapat disimpulkan boleh berlanjut ke kalimat selanjutnya. Saya ditempatkan dalam kelompok 3  yang mana beranggotakan M. Hilman, Deden, Alfat, dan Lili. Tugas pertama dikelas adalah kami harus membaca dan saling bertukar pikiran. Pada 5 menit pertama, setiap kelompok harus membahas tentang papua. Karena teks yang akan kita bahas adalah  bersangkutan dengan papua.

















Referensi:
1.      Lehtonen, Miko. 2000. The Cultural Analysis of Text. London: Sage Publications
2.      Hyland, Ken. 2006. English for Academic Purposes. London: Routledge
3.      Wikipedia. 2014. Maret, 05, 2014, front http://irjabar.bps.go.id/?pilih=pb
4.      Wikipedia. 2014. Maret, 05, 2014, http://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Barat_(wilayah)
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment