Sunday, March 30, 2014
Created By:
Eka Ramdhani Niengsih
Values Around
historian, Linguist and Poet
By:
Eka Ramdhani Niengsih
Salam
semangat! Maha suci Allah SWT. yang selalu memberikan kita kesempatan untuk
bisa menikmati setiap detik kehidupan kita. Setiap hembusan nafas kita adalah
karunia-Nya. Patutlah kita memanjatkan puji syukur pada-Nya, agar kehidupan
kita semakin bermakna.
Minggu
ini, MK Writing 4 menginjak pada pertemuan ketujuh. Minggu yang cukup
menenangkan, karena masuknya seperti biasa pukul 07.00 WIB. Sehingga saya tidak
perlu khawatir harus menginap lagi disalah satu teman. Well, pertemuan kali ini
pun seperti sebelumnya ada anak kelas lain yang ikut belajar di PBI-D. Kegiatan
pertemuan ke tujuh MK writing ini diawali dengan evaluasi tentang class review
minggu kemarin, peer-review paper free writing, dan diakhiri dengan penyampaian
materi oleh pak Lala.
Evaluasi pertemuan
sebelumnya
Minggu sebelumnya (pertemuan ke enam) membahas
tentang ideologi, sejarah dan literasi. Sejarah selalu berbicara
tentang nilai (value) sebenarnya. Ketika kita mengetahui
sejarah, janganlah langsung pada inti dan klimaksnya saja. Ada yang
mengatakan sejarah dituliskan oleh orang yang menang, maka dari itu bukan
berarti melupakan apa yang sebenarnya terjadi atau apa yang sebenarnya
dilakukan oleh para pemenang tersebut. Kita harus kritis pada
sejarah, jangan menerimanya mentah-mentah namun harus bisa mengupas dan
menggalinya secara mendalam.
Mengurai kebenaran sejarah adalah suatu hal yang wajib bagi berbagai dunia
pengetahuan. Sejarah harus ditulis, didokumentasikan, dan
dipublikasikan secara detail dan gamblang, juga secara nyata tanpa rekayasa,
agar tidak terjadi perbedaan cerita dalam sejarah. Para sejarahwan memiliki
ideologi sendiri dalam mengurai sejarah. Sehingga mereka memiliki khas dalam
penguraian.
Sejarah
akan dikenang dan dipercaya ketika dikemas dalam suatu tulisan (teks) yang menghadirkan nilai-nilai. Disini, Pak
Lala menyatakan bahwa salah satu tugas utama author adalah menemukan pemahaman
yang mungkin ada pada pembaca (audiens). Pencarian bentuk pemahaman tersebut
termasuk tiga bahasan crucial seperti: Emulate- Discover- Create. Tahap awal
seorang good author adalah menjadi peniru, meniru dan mengamati karya-karya
emas author lain yang sudah jauh lebih berpengalaman. Lalu dilanjut dengan
pencarian, ia mencari kekhasan (gaya) dalam dirinya. Setelah itu ia akan bisa
menciptakan karyanya sendiri.
Menulis
adalah segala tentang penciptaan sumber daya dan pengeksplorasian meaning
potentials. Menulis adalah suatu semogenesis. Dalam suatu tulisan ada Thesis
Statement, adalah satu atau dua kalimat yang berisi
topic (topic), klaim (claim), dan alasan (reason).
Thesis statement harus ada pada suatu tulisan. Tesis esai adalah ide utamanya. Pernyataan tesis dari esai adalah
pernyataan satu atau dua kalimat untuk mengungkap gagasan utama,
mengidentifikasi topik penulis dan pendapatnya
mengenai topik tersebut. Setiap thesis statement harus berisi satu
kalimat yang jelas dan tepat, mengungkapkan satu fikiran. Ini
berarti bahwa pembaca akan memahami ide yang terkandung dalam tesis sekaligus
setelah membacanya. Pembaca tidak akan bingung, dan tidak akan perlu
membacanya berulang-ulang. Selain itu, kalimat harus memiliki satu
makna. Jadi,Thesis Statement adalah batu loncatan dialog antara pembaca dan
penulis.
Peer-Review paper free
writing
Tugas
untuk minggu ini adalah membuat free writing sejenis Critical Review berbahasa
Inggris sebanyak 1000 kata. Ini sedikit membuat saya kerepotan. Kurangnya
pemahaman mengenai tugas yang didapat menjadi masalah utama saya. Namun, dengan
segala kemampuan saya, saya berusaha mengerjakannya. Di kelas, kami harus
memiliki pasangan (peer) untuk mengoreksi pekerjaan masing-masing. Dari hasil
koreksi teman, tulisan saya cenderung membahas Columbus.
Penyampaian materi
Berikut
ini materi-materi yang disampaikan oleh pak Lala:
Milan Kundera memberikan pendapat (in L'Art duroman ;1986): `to write,means for the poet to crush the
wall behind which something that ``was always there'' hides.
Menulis
berarti mengukir sejarah. Dan dapat diambil persamaan jika seorang penulis yang
identik dengan linguis sama saja menjadi seorang sejarawan. Lalu, linguis itu sama
halnya dengan seorang sastrawan, karena mereka sama-sama membuka dinding
pembatas dalam situasi baru diantara sesuatu hal yang selalu tersembunyi. Dalam
istilah Sunda ada yang namanya “Cakcak Bodas”. Ada hal tersembunyi yang
terdapat dalam suatu perkara. Lambat laun hal tersembunyi itu akan muncul dan
terekspos.
Sastra sendiri
merupakan bagian dari masyarakat, jadi tidak aneh jika dikatakan bahwa sastra
adalah produk kebudayaan sehingga sastra tidak bisa terlepas dari keberadaban
manusia dikarenakan sastra menceritakan tentang kehidupan dari masyarakat itu
sendiri. Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin
seseorang sebagai aspek terkecil dari masyarakat yang sering menjadi
bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan
masyarakat dan menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan untuk mencetuskan
peristiwa sosial tertentu (sejarah).
Dalam ‘The Death of the Author’ Barthes menulis
bahwa teks (karya sastra) adalah susunan kutipan hasil dari seribu sumber
budaya.
Linguistik dan pemahaman
budaya pada teks:
Biasanya teks diatur agar membentuk
makna. Tidak terlalu banyak hasil dari sebuah pemahaman teks, tapi berhak
menggerakan pengetahuan dan kemampuan pada si pembaca dan teks itu dibuat dengan
pemahaman karena mereka menyatukan bahan mentah makna (sumber tulisan) menjadi
isi teks.
Di
zaman dulu, pemerintah cenderung takut terhadap kalangan sastrawan. Mereka
selalu berusaha membuka tabir keburukan pemerintah yang sama sekali belum
pernah terjamah oleh para kritikus lainnya. Kritikan tersebut dikemas dalam
suatu karya sastra yang unik dan mudah digemari masyarakat. Lambat laun
keburukan para penguasa negeri akan terkuak dan diketahui oleh masyarakat luas.
Sehingga pemerintah pada saat itu selalu antisipatif terhadap sastrawan yang
berani frontal. Disini, sastrawan menciptakan karya sastra sebagai bukti
sejarah yang pernah ia lalui selama perjalanan hidupnya.
Suatu
sejarah yang terjadi sesuai dengan fakta adalah misi untuk sastrawan. Dalam
misi ini, seoran sastrawan harus menolak segala yang berhubungan dengan berita
yang diketahui sebelumnya, sejatinya kebenaran sudah muncul dengan jelas ke
permukaan. Sejarah berlangsung pada zaman yang berbeda. Terjadi karena adanya
proses kreasi manusia. Dibuat dengan dedikasi tinggi dan kesabaran. Sama halnya
dengan kita, para mahasiswa. Kita tidak boleh “Instanity”. Pencapaian nilai
akademik bagus, karir selama perkuliahan membutuhkan waktu dan kesabaran. Tugas
yang banyak, mendapat dosen yang tidak sesuai keinginan kita adalah konsekuensi
yang harus diterima.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa sastra memiliki kaitan erat dengan sejarah, lingkungan
sosial masyarakat dan psikologi pengarangnya. Sastra memiliki timbal balik
dengan sejarah. Disamping itu, sastra bisa dikategorikan sebagai suatu hal yang
bernuansa sejarah karena didalamnya ada cerita yang kental dengan sejarah.
Sastra juga bisa dijadikan bahan rujukan dan data untuk mengetahui peristiwa
sejarah. Terkadang ada peristiwa yang hilang atau memang dihilangkan, disini
karya sastra berperan untuk menemukan data atau solusinya. Banyak sejarawan
melakukan penelitian dengan pendekatan karya sastra atau New Historicism.
Pendekatan in tidak memisahkan karya sastra dengan pengarangnya juga dengan
konteks zamannya. Ada sejarawan yang beraliran new culture historian, mereka
tidak memisahkan fakta dan fiksi, karena mereka sangat memperhatikan suatu
karya sastra pada zamannya. Dengan begitu, mereka bisa melihat perubahan budaya
dan perilaku masyarakat melalui karya satra. Louis A. Montrose mengatakan bahwa “Membaca sastra sama dengan
membaca sejarah. Dan membaca sejarah sama dengan membaca sastra.”
Dunia
sejarah yang diacu oleh karya sastra bukan hanya sekedar latarbelakang yang
koheren dan menyatu serta dapat diakses dengan transparan. Sejarah itu terdiri
dari berbagai teks yang menyatu dan menyusun macam-macam versi fakta. Akan
tetapi kenyataan sejarah itu tidak lagi tunggal dan absolut, tetapi penuh
kontradiksi, keterputusan plural dan keberagaman. Jadi kaitan sejarah dengan
karya satra adalah kaitan intertekstual antara berbagai teks, fiksi maupun
fakta yang diproduksi dalam kurun waktu yang sama atau berbeda. Sejarah adalah suatu bagian penting dari
perbuatan kita untuk menafsirkan dunia; untuk membentuk jalan hidup kita.
Bercerita menjadi salah satu bagiannya, ketika bercerita mereka akan mengetahui
budaya.
Setiap
sastrawan dengan berbagai latarbelakangnya memotret dan memaknai kehidupan lalu
menuangkannya ke dalam karya sastra. Sehingga tiap karya sastra itu penting
terlepas apakah itu karya sastra populer ataupun serius. Sebab, bagaimanapun
juga sastrawan memiliki cara pandang dan tuturan yang berbeda. Ya, ideologi
mempengaruhi karya seseorang. Setiap karya sastra ataupun tulisan seseorang
memiliki ideologi khas dari penulisnya.
Ideologi adalah orang yang mampu untuk melihat keadaan kemarin, sekarang
dan masa depan dengan jangkauan pemikirannya. Sebagaimana dikatakan David E.
Apter bahwa ideologi “merupakan orang yang membuat intelektual dan moral
melompat ke depan, melalui pengetahuannya yang superior, pandangannya harus
berlaku”. (1987. hal:327-328). Ideologi mempunyai
peranan urgen untuk kemajuan bangsa, karena melalui eksistensi ideologi, maka
suatu bangsa akan memiliki motivasi tinggi dalam hidup dan kehidupannya,
sehingga mampu mewujudkan cita-cita dan tujuannya. Apabila bangsa itu tidak
mempunyai ideologi, maka bangsa tersebut dikatakan tidak memiliki tujuan yang
jelas atau meskipun bangsa itu mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mau
mencapainya. Secara ideal maka ideologi itu harus dinamis, terbuka dan tidak
kaku (rigid) atau membelenggu hidup dan kehidupan masyarakat apalagi hanya
dijadikan sebagai alat kekuasaan para penguasa.
Selanjutnya,
penjelasan mengenai APA. Yaitu American Psychological Association's merupakan
metode paling luas digunakan untuk gaya penulisan sainstifik dan paper
penelitian, khususnya pada area psikologi, sosiologi, bisnis matematika,
ekonomi, keperawatan dan kriminal keadilan. Gaya kutipan APA mengacu pada aturan dan konvensi yang ditetapkan oleh
American Psychological Association untuk mendokumentasikan sumber-sumber yang
digunakan dalam makalah penelitian. Gaya APA membutuhkan baik kutipan dalam
teks dan daftar referensi. Untuk setiap kutipan dalam teks harus ada kutipan
penuh dalam daftar referensi dan sebaliknya. Contoh APA gaya dan format yang
tercantum pada halaman ini mencakup banyak jenis yang paling umum dari sumber
yang digunakan dalam penelitian akademik.
Tak
terasa, hampir sampailah kita pada bagian akhir coretan saya. Selanjutnya pak
Lala memberikan evaluasi terhadap pertemuan keenam dari tiap kelas. Ada kelas
yang mahasiswanya tidak mengerti dengan apa yang dituliskan dalam paper free
writing mereka. Seakan mereka hanya copy-paste materi. Ada yang memecahkan
rekor dalam pendalaman materi untuk Class review. Entahlah bagaimana keadaan
mereka, tidak terlintas dalam pikiran saya bagaimana mereka bisa menulis materi
sampai berpuluh-puluh halaman banyaknya. Pak Lala merasakan berbagai macam aura
ketika masuk ke tiap kelas; ada yang baik ada juga yang kurang baik. Sudah
barang tentu saya berharap jika pak Lala merasakan aura baik dan positif ketika
masuk ke kelas PBI-D.
Secara
keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa sejarawan, linguis dan sastrawan itu
sama saja, ketiganya sama-sama membongkar suatu dinding pembatas akan fakta
yang tersembunyikan. Karya emas ketiganya bergantung pada ideologi masing-masing
yang dimiliki. Suatu karya sastra bisa dijadikan bahan rujukan dan data untuk
menelusuri suatu sejarah. Contohnya artepak, karya sastra seperti puisi atau
cerita zaman dahulu bisa memberikan informasi apa dan kapan suatu peristiwa
telah terjadi di zamannya.
Sekian
coretan dari saya, semoga memberikan sedikit banyak manfaat khususnya untuk
diri saya sendiri. Sampai berjumpa lagi di class review selanjutnya. Salam
semangat, guys!
Referensi:
Lehtonen,
Mikko. 2000. The Cultural Analysis of
Texts. London. Sage Publication
Ltd.
http://setia65.blogspot.com/2012/06/thesis-statement.html
diakses pada 24 maret 2014 pukul 16.00 WIB
http://www.bimbie.com/sastra-dan-sejarah.htm
diakses pada 24 maret 2014 pukul 16.00 WIB
http://www.wikihow.com/Write-an-APA-Style-Paper#General_Guidelines
diakses pada 24 maret 2014 pukul 17.30 WIB
http://massofa.wordpress.com/2012/01/17/pengertian-dan-peranan-ideologi/ diakses pada 25 maret 2014 pukul 19.43 WIB


Subscribe to:
Post Comments (Atom)