Sunday, March 30, 2014
Created By:
Hilmi Salam
Class Review 7
Reviewing to Catch
Perfection
Banyak cara untuk meyakinkan pembaca bahwa tulisan
yang diciptakan mempunyai makna yang luar biasa namun dengan tingkat pemahaman
yang bervariasi. Pada saat itulah tugas inti dari penulis untuk memprioritaskan
pemahaman pembaca terhadap tulisan yang lebih “sempurna” dibuat. Pada pertemuan
ke-7 di writing class yang dihost oleh Mr. Bumela ini, beliau menunjukkan bahwa
untuk mencapai pemahaman, dalam konteks ini sebagai penulis diperlukan formula
yang sangat penting yaitu:
EMULATE --> Discover --> Create
Dengan tahap awal diilustrasikan
dengan lingkaran kecil dengan makna bahwa ini awal dari penciptaan dari
mahakarya, memang di awal tidak Nampak luar biasa namun dengan proses ini
penulis dapat mengkolektif informasi dari beberapa sumber untuk menjadi
referensi dalam melangkah pada fase selanjutnya setelah emulasi.
Fase discover, pada face ini
terlihat karakter atau dapat disebut dengan ‘ceruk-ceruk’ baru yang diungkap
dalam tulisannya, pada fase ini penulis mendapatkan ruang lingkup yang amat
luas tanpa batas dengan didukung fakta-fakta yang kuat. Fase create, pada fase
ini kekuatan sebenarnya dapat terlihat karena hasil dari tahap discover dapat
direfleksikan dengan penciptaan sebuah karya masterpiece dan membuat pembaca
dapat paham secara maksimal dengan apa yang penulis suguhkan.
Adapun mengulik mengenai konten
dalam penulisan karya ilmiah adalah adanya relasi antara historian – linguist –
poet. Sejarah merupakan akar dari peradaban ideology manusia, dengan sejarah
mampu mempengaruhi pemikiran orang lain. Berikut kutipan yang diambil dari
Milan Kundera yang menginspirasi:
“Orang selalu berteriak mereka ingin
menciptakan masa depan yang lebih baik. Itu omong kosong. Masa depan adalah
kekosongan apatis dan tidak menarik bagi siapa pun. Masa lalu adalah kehidupan,
yang seringkali mengganggu kita, memprovokasi dan menghina kita, untuk
menghancurkan. Satu-satunya alasan orang ingin menjadi raja dari masa depan
adalah untuk mengubah masa lalu.” (Milan Kundera:1999)
Pernyataan yang begitu menggugah
pemikiran ini menyadarkan bahwa banyak orang yang merasa dirinya pandai
menguasai sejarah masa lalu dan yakin akan mendapatkan kehidupan yang lebih
baik di masa depan. Namun ketika melihat fenomena yang terjadi, untuk menjadi
seorang penguasa dan dapat menjadi lebih baik adalah dengan mengubah masa lalu.
Senada dengan terobosan yang dilakukan oleh Howard Zinn yang memberikan
epicentrum lewat karyanya. “A people History of United States” memberikan
gebrakan yang luar biasa dengan tindakannya mengubah mindset setiap orang
khususnya American itu sendiri yang menganggap bahwa discover benua Amerika
adalah Columbus. Namun dengan berani Zinn mengubah masa lalu seperti diungkap
oleh Milan Kundera. Zinn berani berasumsi dengan yakin mengenai hal ini bahkan
mampu mengkritisi professor Samuel Elliot Morrison yang menganggap Columbus
sebagai discover benua Amerika ditentang oleh Howard Zinn. Hal ini menjadi
pusat perhatian karena berkaitan pada konsep literasi, dengan usaha membaca dan
menulis tentu dapat menciptakan tulisan tentunya sebelum merangkak masuk pada
tahap penerbitan melalui review terlebih dahulu.
Korelasi terhadap poet atau
sejarawan seni ini mempunyai pengertian sejarah sebagai seni adalah imajinasi
terhadap fakta-fakta sejarah sehingga didapatkan gambaran kehidupan di masa
tahapan, jiwa untuk menghidupkan kembali masa lalu dalam gambaran penulisan
yang sama halnya seperti seorang penulis novel, penyair namun imajinasi yang
dituangkan dibatasi oleh fakta dan sama, sekali tidak menentang fakta.
Menuntut yang diungkap oleh Milan
Kundera sebenarnya ada dinding besar yang menghalangi sebuah fakta yang
sebenarnya telah sekian lama terselubung. Dan pada saat itulah ketika tembok
besar dapat dihancurkan maka fakta-fakta yang terselubung akan mulai munculkan
ceruk-ceruk baru dan seperti yang dilakukan oleh Howard Zinn.
Howard Zinn, “sejarah sebagai
penindasan orang-orang yang tidak tahu”. Dengan demikian Zinn berasumsi bahwa
sejarah mampu menindas pemikiran orang-orang terhadap pemahamannya mengenai
sejarah. Dengan kekuatan buku yang diungkap oleh artikel “Speaking Truth to
Power with Books” meyakinkan bahwa Columbus mampu mengubah ideologi setiap
orang dengan buku yang dicipta oleh Samuel Elliot Morrison.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)