Monday, March 24, 2014
Created By:
Deden Hamdan
Name : Deden Hamdan
Class : PBI-D 4th Semester
NIM
: 14121330383
Class Review 6
Peran Thesis Statement
Hari yang
berkabut. Itulah suasana pagi pada
pertemuan yang keenam pada hari juma’t 14 maret 2014 kala itu. Pada petemuan
matakuliah tesebut merupakan pengalaman yang sangat luarbiasa, karena baru kali
ini saya merasaka pengalaman yang baru saya rasakan yaitu memulai perkuliahan
pada pukul 5.45 pagi. Dimana pada hari tersebut saya harus berangkat lebih awal
dari tempat tingal saya yang jauh dari kampus dalam suasana gelap, sepi, dan
berkabut untuk bisa mengikuti matakuliah ini. Walau pun demikian sesampainya
saya di kelas saya melihat Mr. Lala Bumela dan anak-anak PBI-D datang lebih
awal. Saya sangat beruntug pada pertemuan tersebut karena masih bisa datang tepat
waktu walaupun perkuliahan dimulai sangat pagi tidak seperti biasanya.
Pada pertemuan
yang keenam ini beliau Mr. Lala hanya memberikan tugas class review tetapi
dalam class review tersebut harus ada beberapa materi dari beberapa sumber
referensi yang telah beliau sampaikan. Sedangkan mengenai critical review,
beliau mengintruksikan untuk mengetiknya di kelas dalam bahasa inggris dengan
laptopnya masing-masing.
Di pertemuan yang keempat ini beliau
seperti biasanya menayangkan slide di mana dalam tayangan slide tersebut ada
sebuah tulisan yang berjudul “Quote of The Day” yang
mana tulisannya sebagai berikut:
Katanya, tugas mereka yang tercerahkan--kaum literat--adalah
meneroka ceruk ceruk 'baru' tempat pengetahuan dan keterampilan yang mereka
pungut, kumpulkan dan kuasai dalam perjalanan hidupnya sebagai bagian sederhana
dari cinta mereka pada pengetahuan dan pemberi pengetahuan. Mereka yang hanya
baru tahu teori ini dan itu dari 'suara-suara penuh kuasa' di bidang yang
mereka geluti, belumlah dapat dikatakan yang tercerahkan--literat; mereka baru
pada fase awal; peniru.
Meniru adalah bagian penting dari menemukan lalu menciptakan, dari memahami affordance dan meaning potential tanda tanda yang terserak, yang dibaca dengan teori ini dan itu. Yang berbahaya adalah ketika kita merasa sudah mendesiminasi, pun meneroka padang-padang baru tempat segala teori yang dipahami digunakan, padahal kita baru sampai pada tahap meniru. Lalu kita dengan pongahnya mengatakan 'ini salah itu tak benar", tanpa dasar yang 'tak bergetar' pada mereka yang berada di titik awal menjadi peniru. Kita merasa bahwa hapal saja teori ini dan itu, telah membuat kita menjadi bagian dari "Rejim kebenaran tak terbantahkan".
Begitu banyak yang harus dipelajari, dipahami lalu dimaknai; lebih banyak dari alasan menjadi sombong sebab apa yang baru kita sedikit ketahui.
Meniru adalah bagian penting dari menemukan lalu menciptakan, dari memahami affordance dan meaning potential tanda tanda yang terserak, yang dibaca dengan teori ini dan itu. Yang berbahaya adalah ketika kita merasa sudah mendesiminasi, pun meneroka padang-padang baru tempat segala teori yang dipahami digunakan, padahal kita baru sampai pada tahap meniru. Lalu kita dengan pongahnya mengatakan 'ini salah itu tak benar", tanpa dasar yang 'tak bergetar' pada mereka yang berada di titik awal menjadi peniru. Kita merasa bahwa hapal saja teori ini dan itu, telah membuat kita menjadi bagian dari "Rejim kebenaran tak terbantahkan".
Begitu banyak yang harus dipelajari, dipahami lalu dimaknai; lebih banyak dari alasan menjadi sombong sebab apa yang baru kita sedikit ketahui.
Dari tulisan
tersebut kita maknai bahwa seorang literat itu
adalah yang tercerahkan dalam hal mencari pengetahuan yang baru mereka ketahui.
Meniru merupakan batu loncatan pertama untuk menjadi seorang yang literat.
Dimana dengan meniru akan menemukan sesuatu yang baru dan setelah itu dia dapat
menciptakan sesuatu yang belum oranglain temukan. Hal tersebut sama halnya dalam menulis. Menurut
pernyataan tersebut tidak akan menjadi mustahil jika seorang peniru memiliki
nilai positif ketika dia membuat sebuah
karya maka dia tidak terlepas dari nilai.
Menurut
Fowler (1996: 10) “Seperti para linguis dan sejarawan bertujuan untuk
memahami nilai-nilai yang mendukung formasi social, ekonomi, dan politik, dan
diakronis, perubahan nilai dan perubahan formasi”. Pernyataan tersebut
memberikan arahan bahwa sejarah yang diungkap oleh para sejarawan itu mempunyai
tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai beberapa nilai yang terdiri dari
nilai formasi sosial, ekonomi, serta formasi politik. Secara idelogis usaha
membaca dan menulis itu tidak bersifat netral, sejalan dengan yang diungkap
oleh Lehtonen (Fairclough 1989:1992:1995:2000, Lehtonen 2000). Sama halnya
dengan literasi yang mana Alwasilah( 2001;2012) menyatakan bahwa literasi tidak
pernah netral. Pernyataan literasi tidak pernah netral memang benar, karena hal
tersebut berdasarkan dengan ideologi yang dimiliki seorang literatur, seseorang
yang memiliki idiologi berbeda tentunya akan mempengaruhi setiap lierasi mereka
masing-masing. Seseorang akan menciptakan sesuatu dengan sudutpandang yang
berbeda. Mereka mempercayai ideologi mereka dengan fakta yang mereka pahami
atau suatu permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga membaca dan menulis selalu
menjadi motivasi idiologi.
Dalam membuat
sebuah karya tulis kita tidak bisa jauh dari struktur yang membangun tulisan
tersebut. Dimana dalam hal tersebut thesis statement merupakan salah satu bagia
yang penting karena pada bagian tersebut kita dapat memberikan aksen atau
sesuatu yang menarik sehingga pembaca tertarik untuk membaca bacaan tersebut.
Untuk menarik pembaca thesis statemen sebaiknya diletakan pada awal paragraf
karena kebanyakan orang membaca sebuah bacaan dimulai dari awal paragraf,
sehingga jika sipembaca tertarik dengan thesis statemen yang menarik yang
disimpan pada awal paragraf tersebut maka pembaca akan lebih penasaran untuk
membaca bacaan tersebut sehingga akhirnya si pembaca memutuskan untuk membaca
tulisan tersebut seutuhnya guna menjawab semua yang ada pada thesis statement
tersebut. Dalam sebuah essay thesis statement disebut juga main idea. Sebuah
kalimat dalam thesis statement mengandung tiga unsur yaitu: topic, klaim, dan
alasan. Sedangkan fungsi dari thesis statement yaitu:
- The writer creates a thesis to focus the
essay’s subject.
- The presence of a good thesis statement aids
reader understanding.
Evidance adalah hal-hal luar dari
pemikiran yang kita milki ( fact, figures, report, book, etc.) yang mengandung
alasan yang kita tujukan untuk membangun sebuah claim. Dalam hal ini evidance
ada dua macam yaitu : extrinsik mengenai data fact dan testimony dan intrinsik
(invented).
Dari
semua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa karya tulis merupakan sebuah
hasil karya pemikiran. Sehingga sebuah tulisan harus dibangun atas beberapa
pemikiran yang terdiri atas tiga komponen penting yaitu argumen, klaim, dan
data. Selain itu dalam menulis karya tulis, setiap penulis pasti menginginkan
tulisannya disukai oranglain. Oleh sebab itu peranan thesis statement sangat
dibutuhkan karena dengan adanya thesis starement pada paragraf yang pertama untuk
menarik pembaca. Sehingga hal yang pertama yang harus diperhatikan oleh seorang
penulis yaitu bagaimana cara membuat thesis statement yang menarik untuk
menjadi magnet bagi pembaca.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)