Saturday, March 15, 2014

PENELITIAN YANG LEBIH KOMPLEKS


Class Review 5
PENELITIAN YANG LEBIH KOMPLEKS

            Pagi itu terasa berbeda, dimana tidak ada satupun orang yang lalu lalang di kampus, begitu juga dengan petugas satpam yang belum terlihat dan yang terlihat hanyalah sampah yang berserakan belum dirapikan oleh petugas kebersihan dan ternyata pagi itu masih pukul 06.30 WIB. Hari jum’at 07 Maret 2014 kami anak PBI-D mengikuti mata kuliah Writing and Conversation 4 tetap dengan ruang yang sama yakni 46 dan dosen yang sama pula yakni Mr. Lala Bumela.

            Setelah itu saya mendapati tempat duduk kosong dbagian belakang, waktupun menunjukkan pukul 07.00 WIB kami pun memulai mata kuliah Writing and Conversation 4 ini dengan membaca Basmallah dan penuh semangat. Mr Lala pun terlebih dahulu mengabsen kelas dan memberikan sedikit pencerahan tentang Critical review kedua. Ternyata pencerahan tersebut bermaksud karena sebagian kelas masih terdapat kesalahan yang sama yakni memasukkan hal-hal yang tidak penting dan tidak mengaitkan isu besar dari Howard Zinn dengan politik ataupun literasi.
            Dalam pertemuan hari itu, Mr. lala mengatakan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang bisa menemukan apa yang orang lain tidak bisa temukan. Setelah itu Mr. Lala menunjukkan powerpoint untuk pertemuan kelima ini dengan judul The 5th Match : Exploring More about Citical Review. Kemudian dislide pembahasan yang kedua terdapat poin poin isu didalam penelitian dna pengajaran writing diantaranya : Context, Literacy, Culture, Technology, Genre, dan Identity.
            Kunci atau poin diatas sangat penting untuk memahami writing dan harus kita pelajari, maka dari itu Mr. Lala menginginkan kita untuk mempelajari tentang buku Ken Hyland 2002 : 2009. Pengertian umum dari Konteks sendiri adalah sesuatu yang akan melatarbelakangi lahirnya sebuah teks, karena jika konteks tidak ada maka teks tidak akan ada. Berikut adalah teori-teori mengenai konteks menurut beberapa sumber diantaranya :
Ø  Konteks Menurut Miko Lehtonen.
Di dalam bukunya, lehtonen memaparkan bahwa Konteks akan selalu berhubungan dengan teks. Karena dimana setiap teks selalu memiliki konteks yang mendekati dan mengelilinginya itu baik temporal maupun local. Hal itu saling berkaitan dengan teks lainnya maupun dengan praktek-praktek manusia lainnya. Dalam pemikiran yang tradisional tentang teks dan konteks, konteks dilihat sebagai latar belakang yang terpisah dari teks yang dalam peran tertentu informasi tambahan bisa menjadi sebuah bantuan dalam memahami teks itu sendiri.
Lehtonen juga memaparkan bahwa konteks itu sebagai Co-teks, yang artinya adalah yakni teks yang bersifat sejajar, koordinatif dan memiliki hubungan dengan teks yang lainnya. Antara teks satu memiliki hubungan dengan teks yang lain dan teks lain itu bisa berada di depan (mendahului) ataupun di belakang (mengiringi). Co-text berfungsi sebagai ala bantu memahami dan menganalisis wacana. berikut beberapa perbedaan dimensi dari konteks diantaranya :
v  Substansi.
Berisikan materi fisik yang membawa dan yang disampaikan oleh teks
v  Music dan Gambar.
v  Para Language.
Merupakan perilaku yang berarti bahwa bahasa akan menyertainya, contohnya kualitas suara, gerak tubuh, ekspresi wajah dan sentuhan (dalam kecepatan dan pemilihan jenis huruf dan ukuran huruf (dalam menulis).



v  Situasi
Yakni sifat dan hubungan objek dan orang-orang disekitarnya dari teks tersebut, seperti yang dirasakan penggunanya.
v  Co-text
Yakni teks yang mendahului atau mengikuti yang dibawah analisis, dan yang peserta nilai wacana yang sama.
v  Intertext
Yaitu teks yang peserta anggap sebagai milik wacana lain tapi yang mereka hubungankan dengan teks yang dibawah pertimbangan dan yang memengaruhi interpretasi mereka.
v  Peserta
Yaitu nilai dan interpretasi mereka, pengetahuan, dan keyakinan, sikap interpersonal, afiliasi, dan perasaan.
v  Fungsi
Yaitu apa yang dimaksudkan teks yang dilakukan oleh pengirim dan alamat yang dikirim, atau dianggap dilakukan oleh penerima dan alamatnya.

Sehingga koneks disini memainkan peran yang penting terhadap apa yang digambarkan dalam memahami suatu teks. Konteks akan selalu bersama dengan teks, kebersamaan itu sering di artikan sebagai bagian yang ada didalam teks. Dengan demikianlah teks adalah baha baku makna, yang mengaktifkan dan juga memproduksi pembaca sumber kontekstual : sumber daya linguistic, konsepsi realitas, nilai, dan keyakinan. Selain itu, konteks aka nada pada kegiatan membaca dan menulis. Sehingga konteks dan teks tidak mungkin untuk dipisahkan menjadi bagian dari masing-masing.

Ø  Konteks Menurut Ken Hyland
Menurut Hyland (2002:44) konteks bukan terletak pada kata yang kita tulis dan kirimkan pada orang lain, tapi terbentuk melalui interaksi di antara reader dan writer dalam pemaknaan kata dengan dengan jalan yang berbeda, satu sama lain saling menebak dari intenton. Secara tradisional factor-faktor kontekstual sebagian besar dianggap sebagai tujuan. Van Dijk berpendapat bahwa dalam konteks adalah participant constructs, kemudian ada tiga aspek dalm context diantaranya adalah :
1.      Situasional Context
Dilihat dari situasi, apa yang orang lihat tentang situasi disekitar mereka (Problematik).

2.      Background Knowledge
Apa yang diketahui tentang dunia, aspek kehidupan, saling mengenal satu sama lain.

3.      Co-textual Context
Mengenai apa yang telah diucapkan

Kemudian Halliday mengembangkan analisis mengenal konteks berdasarkan gagasan bahwa text adalah hasil dari pilihan bahasa penulis dalam konteks situasi tertentu (Malinowski, 1949) adapun pandangan tentang context menurut Halliday adalah :
1.      Field
Refers to what is happening (apa yang terjadi), tipe dari aksi sosial atau mengenai apa tentang teks itu (interaksi sosial).
2.      Tenor
Siapa yang berpartisipasi, peran dan hubungan dengan partisipasi (status dan kekuatan).
3.      Mode
Peran dari bahasa, apa yang partisipan harapkan, context dalam berbahasa.


·         Literacy and expertise
Keaksaraan      : Tindakan
Melek              : Literasi
            Menurut Scribner dan cole (1984 : 236) Mengatakan : Literasi tidak halnya membaca dan menulis naskah tertentu tapi menerapkan baca dan tulis itu untuk tujuan tertentu dalam konteks tertentu. Tulisan itu bukan hanya sebagai keterampilan abstrak saja tetapi tulisan adalah sebagai praktek sosial.
            Dalam konteks tradisional sekolah melihat bahwa literasi sebagai psikologi dan tekstual yaitu sesuatu yang dapat diukur dan dinilai. Literasi adalah keterampilan yang bebas nilai yang memanipulasi alat tulis dan dipelajari melalui pendidikan formal.
            Konsep pandangan tindakan sosial diantaranya :
1.      Literasi adalah kegiatan sosial.
2.      Setiap orang memiliki kemahiran berbeda.
3.      Tindakan masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas.
4.      Literasi di dasarkan pada system symbol.
5.      Sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan tindakan komunikasi.
6.      Sejarah kehidupan, bagaimana kita belajar.

·         Culture.
Budaya memainkan peran yang penting dalam perkembangan Literasi. Seperti yang di katakana Lantof “Budaya secara umum dipahami sebagai Historis di transmisikan dan jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk memhami, mengembangkan dan mengkomunikasikan Pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia” (Lantof : 1999).
            Hal ini sebagian karena nilai-nilai budaya kita tercermin dalam dan dilakukan melalui bahasa. Tapi juga budaya diambil dengan cara tertentu untuk mengorganisir persepsi dan harapan, yang kita gunakan untuk berkomunikasi dan belajar secara tertulis.

·         Genre
(Conor 1996 : 5) “Bidang konstraktif retorika dari para guru bahasa untuk membuat retorika dalam menulis dan menanyakan fitur wacana berbeda. Antara pengguna bahasa dan pengaruh bahasa terhadap penulis. Disini sebagai komunikatif tindakan yang ber arti untuk kegiatan partisipasi dalam acara sosial, sekolah berdiskusi untuk menghadapi dengan aliran mereka sendiri. Aliran hal penting dalam bahasa pendidikan ada tiga pendekatan untuk aliran (Hyon, 1996 : Jhons 2002) Sistemik pandangan fungsional aliran dilihat sebagai sebuah stadium tujuannya proses sosial

·         Technology
Untuk menjadi orang yang ber literat harus menguasai tehnologi, harus memiliki control atas media cetak dan elektronik. Tehnologi memiliki dampak yang besar dalam cara kita menulis. Genre yang kita buat, identitas pengarang. Effect dari technology pada writing di antaranya :
a)      Ubah menciptakan, mengedit, koneksi, ataupun memformat.
b)      Kombinasikan teks tertulis dengan media visual dan audio.
c)      Mengakses dan mempublikasikan
d)     Memperluas dan member peluang untuk mencapai pembaca.
e)      Memfasilitasi masuk ke komunitas wacana online.
Guru mampu mengenali siswa lewat tugas-tugas yang diberikannya , setelah tugas tersebut dipublikasikan melalui media online. Seperti yang dilakukan oleh Mr. Lala Bumela pada pembelajaran writing 4 ini. Beliau akan melihat kualitas siswanya melalui tulisan-tulisan ynag dipublikasikan.

·         Identity
Identitas adalah cara seseorang untuk menampilkan siapa mereka kepada orang lain. (Benwell dan Stokoe, 2006 : 6) identitas juga dipandang sebagai constructed yang sesuau dibangun oleh kedua teks yang saling berkaitan (keterkaitan antara penulis dan text yang di tulisnya). Dari hubungan itulah terjadi pergerakan atau perkembangan dari yang tadinya identitas pribadi menjadi bergerak kea rah public dan dari proses tersembunyi kognisi konstruksi sosial dari dinamis dalam wacana. Seperti yang dikemukakan oleh Hylland yakni “identity is something we do, not something are have” (Hylland, 2009).
Sehingga kita dapat mengumpulkan bahwa didalam penelitian atau pengajaran writing terdapat poin-poin yang penting diantaranya adalah Context, literacy, culture technology, genre dan identity. Semua poin itu saling terkait satu sama lain yakni konteks akan melahirkan teks kemudian barulah ada literasi untuk membaca dan menulis teks tersebut. Kemudian tercermin melalui budaya yang mempunyai peran penting serta itu harus bisa menguasai technology, kemudian genre dan akan menjadi sebuah identity. Mungkin cukup sekian class review lima ini.
Terima Kasih

Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment