Thursday, March 6, 2014
Created By:
Nafila El-Sa'idah

Namun, sebuah salinan peta berusia 600 tahun yang ditemukan di sebuah toko buku loak mengancam status Columbus sebagai penemu Amerika. Juga menjadi kunci untuk membuktikan bahwa orang dari Negeri China yang pertama menemukannya.
Dokumen tersebut konon berasal dari suatu ketika di Abad ke-18, yang merupakan salinan peta 1418 yang dibuat Laksamana Cheng Ho, yang menunjukkan detil 'dunia baru' dalam beberapa sisi. Klaim bukti bahwa laksamana China memetakan Belahan Bumi Barat (Western Hemisphere) lebih dari 70 tahun sebelum Columbus, adalah salah satu klaim yang dimuat penulis Gavin Menzies dalam buku barunya, 'Who Discovered America?', yang diluncurkan jelang Hari Columbus tahunini. "Kisah tradisional bahwa Columbus menemukan 'dunia baru' adalah fantasi belaka," kata dia seperti dimuat Daily Mail, 8 Oktober 2013. Ia bahkan yakin, Columbus memiliki salinan peta Cheng Ho saat mengarungi samudera menuju Amerika. Menzies juga mengatakan, armada megah kapal China yang dipimpin Cheng Ho berlayar di sekitar daratan Amerika Selatan, 100 tahun sebelum Ferdinand Megellan -- orang pertama yang berlayar dari Eropa ke Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia.
Lebih jauh lagi, Menzies mengklaim, pemukim pertama Belahan Bumi Barat tidak berasal dari 'Jembatan Selat Bering', tapi pelaut China yang pertama melintasi Samudera Pasifik sekitar 40 ribu tahun lalu. Ia juga menulis, penanda DNA membuktikan Indian Amerika dan pribumi lainnya adalah keturunan para pemukim dari Asi
Klaim bahwa Cheng Ho menemukan Amerika, bukan kali ini saja diungkap Menzies. Ia pernah mempublikasikannya tahun 2002 lalu. Bedanya, di buku terbarunya, ia menyertakan salinan peta yang ditemukan seorang pengacara di Beijing, Liu Gang di buku loak -- yang ia klaim memperkuat teorinya. Ia bersikukuh, peta itu jelas-jelas menunjukkan sungai dan perairan di Amerika Utara, demikian juga dengan daratan Amerika Selatan.
Sebelumnya, si penemu peta, Liu mendapatkan pengakuan dari balai lelang Christie's bahwa dokumennya kuno dari Abad ke-18, bukan palsu. Dari peta itu, Menzies juga berkonsultasi dengan tim sejarawan yang menganalisa tulisan yang tertera di sana. Lalu, ia menyimpulkan, peta itu aslinya dibuat pada periode pemerintahan di China yang berlangsung tahun 1368-1644. Salah satu wilayah dari peta, diyakini Menzies mengacu pada Peru. "Di sini orang-orang mempraktekkan agama Paracas. Di sini juga orang-orang mempraktekkan pengorbanan manusia," demikian ujar dia dalam bukunya. Menzies menambahkan, apalagi ada banyak istilah China yang digunakan di sejumlah kota dan wilayah di Peru. Dalam peta kuno Peru, misalnya, ada istilah 'Chawan' -- tanah yang disiapkan untuk disemaikan dan 'Chulin' yang artinya kayu atau hutan.
Critical Review 2
Mengikat
Sejarah dengan Tulisan
(by Nafila El Sa’idah)
العلم صيد والكتا به قيد ه
قيد صيو دك بحبا ل الواثقة
“ Ilmu adalah
binatang buruan sedangkan tulisan sebagai pengikatnya
Ikatlah binatang buruanmu dengan ikatan (tali) yang kuat”
(Al mahfudzot, kata mutiara islami)
Setiap apapun yang terjadi di dalam kehidupan semua akan menjadi
sejarah, sejarah adalah masa yang insan punya, masa yang telah terlewati yang
menjadi catatan kehidupan untuknya. Juga
menjadi ingatannya akan kesalahan yang pernah diperbuat dan menjadi pelajaran
sangat penting untuknya. Jika sejarah
menuturkan kebaikan maka lakukanlah kembali dan jangan pernah melakukan
kesalahan untuk ke sekian kalinya jika itu buruk dan menjadi kesalahan yang
sangat buruk pada saat dahulu.
Mensejarahkan. Mensejarahkan sebuah sejarah secara otomatis berkaitan
dengan tulisan, mengikat makna sejarah dengan tulisan karena sebuah tulisan
akan mengulang kembali kisah yang pernah ada sehingga tidak hanya orang yang
hidup di zaman dahulu yang mengetahuinya tetapi dapat juga dipublikasikan untuk
orang-orang setelahnya. Tulisan akan
menjadi sebuah ilmu, sejarah yang telah menjadi ilmu penting untuk kehidupan
yang lebih baik tidak akan terikat kuat apabila tidak dituliskan.
“science without written is nothing”. Darimana akan belajar jika tidak ada tulisan?
Darimana akan mengetahui sejarah jika tidak ada tulisan? Darimana manusia
mengetahui kaidah dan aturan islam jika Al Qur’an tidak dituliskan dan dibukan?
Al Qur’an, Hadits dan Kitab-kitab kuning para ulama salaf adalah tulisan yang
telah diikat dengan baik sehingga umat setelahnya beribadah dengan kaidah dan
tata cara yang baik serta benar. Tidak
dapat terbayangkan jika semua Al qur’an tidak dibukukan sejak masa khalifah utsman
bin affan, setelahnya umat pada kepemimpinan umar bin khottob meninggal karena
khalifah kedua ini hanya mengumpulkan hufadz (para penghapal Al qur’an) ketika
setelahnya hufadz meninggal dan belum sempat mengalihkan semua ayat yang telah
dihapal darimana akan tahu dasar dasar, pedoman hidup umat islam? Pernahkan
kita membayangkan begitu pentingnya praktik literasi untuk kehidupan manusia?
Untuk keperluan ibadah yang sangat intimpun bermula daripraktik literasi
apalagi sejarah yang banyak menyimpan kisah-kisah penting yang harus terkuak ke
permukaan. Begitupun sejarah, sejarah
tidak hanya bisa ditulis oleh sejarahwan, setiap orang mempunyai hak untuk
mensejarahkan apapun namun dengan kebenaran yang dapat diterima serta dengan
bukti bukti fakta yang menguatkan. Orang
yang literat bisa mensejarahkan dengan pena dan kertasnya karena ia melakukan
cara yang sangat hebat untuk sebuah perubahan, penanaman, produksi ilmu
pengetahuan dan mentafsiran ilmu pengetahuan, informasi yang emplisit dan pengalaman yang sangat penting dalam
tulisannya. Tengoklah pada
sejarahwan yang ahli dalam sejarah yang telah mereka pelajari namun tujuan
mereka hanya untuk mensejarahkan semata, bukan bagian dari penerapan literasi.
Howard
zinn dalam bukunya berlenggak lenggok memberitahukan bahwa buku dapat merubah
dunia. Lembaran kertas suci dan pena
yang berisikan tinta yang akan merubah dunia.
Gudangnya ilmu adalah buku, buku adalah jendela dunia. Contoh yang
sangat membuat semua santri-santriwati yaitu Penyair islam seperti ibnu
malik yang sukses dengan 1000 bait nadhom alfiyah ibnu malik membuat
terkejut gurunya ibnu mu’ti karena telah berhasil mengalahkan nadhom
yang gurunya buat yaitu alfiyah ibnu mu’ti itu karena sastra yang ia
punya sangat mencukupi untuk merubah paradigma sulitnya belajar nahwu dan
shorof dalam bahasa arab, ibnu malik dengan cerdasnya menyatukan nahwu, shorof,
sastra, fiqih, hukum dan ilmu mantiq dalam 1000 baitnya. Demikian contoh dengan buku dapat merubah
dunia. Begitupun Howard zinn seorang
sejarahwan radikal Amerika, juga seorang profesor sejarah di Boston University,
di jajaran elit tradisi kritis kaum liberal-progresif Amerika.dalam artikelnya
“speaking truth to power with books” menuliskan tentang perubahan yang ia wujudkan
dari sebuah buku, buku yang dapat
mengubah dunia, ia gambarkan lintasan panjang antara menulis dan mengubah
kesadaran sehingga menjadikannya seorang aktivis sosial. Ia tidak berfikir
dengan menulis hanya memajukan dirinya sendiri sebagai bentuk profesionalisme
dirinya ataupun hanya memenuhi daftaranbuku yang ia buat, namun dirinya
membuktikan buku yang dapat merubah dunia.
Buku yang dapat mempengaruhi orang yang membacanya, buku yang merubah
hidup. Buku dapat merubah
kesadaran. Diantaranya, buku dapat
memperkenalkan sebuah ide yang pembaca tidak pernah terpikirkan sebelumnya,
buku menjadi sumber kejutan yang mampu membahagiakan akan mencengangkan.
Di
dalam buku sangat memungkinkan menghidupkan kesadaran untuk menjadi diri kita
sendiri artinya tidak untuk mematuhi siapapun, institusi apapun atau
kepemirantahan presiden di masing-masing negara. Dalam buku ada wawasan yang bisa pembaca
temukan pada bacaan luas dalam tulisannya. Speri George HW Buh yang banyak
berbicara tentang pendidikan karena dia tahu bahwa anak-anak harus mempelajari
fakta-fakta yang ada. Fakta yang telah
tertuliskan dari buku adalah lompatan kesadaran sosial. Howard zinn dengan beraninya menghidupkan
kesadaran pembacanya terhadap kebenaran tentang penemuan Amerika oleh
Christoper Columbus dalam sebuah buku legendaris yang ia tulis; A People’s
History of the United States.
Buku
yang ia tulis sangat menuai sensasi dunia.
Dari columbus seorang tokoh yang mulia di amerika, tokoh sang pahlawan,
tokoh yang menemukan Amerika, pembaca kitab yang shaleh dan yang lainnya, malah
menjadi seeorang yang sangat mengerikan, Columbus sebagai pembunuh, penyiksa,
penculik, multilator, munafik, orang yang tamak mencari emas dan orang yang
sangat anggup mncincang manusia. Bukunya
pun mendatangkan berbagai masalah untuk dirinya. Sampai dari institusi yang lainnya menuduh
guru yang telah menyajikan bukunya sebagai seorang komunis. Tentu saja itu
dikembalikan kepada Howard Zinn yang menulis buku A People’s History of the
United States itu. Pemberitahuan dari apa yang pernah terjadi pada perang
kedua ketika pengeboman angkatan udara perang kedua, Howard Zinn mengatakan
bahwa literature absurditas bisa menjadi cara lain bahwa menulis dan buku bisa
berpengaruh. Serta di akhir Howard Zinn
menuliskan jawaban dari Vonnegut yang dalam pernyataannya ia menulis untuk
merasakan hal yang dilakukan di dunia karena itu adalah hal yang penting
menyadarkan pembaca bahwa mereka tidak sendirian, itu juda terimplementasikan
kepada penulis.
Beberapa
hal yang dikritisi dari artikel Howard Zinn, Howard Zinn mengatakan
menulis atau buku dapat mengubah dunia, menjadi pertanyaan yang besar apakah
mengubah dunia hanya menuliskan fakta-fakta kebohongan Christoper Columbus
tanpa menuliskan kebenaran yang ada di dalamnya, seperti pematahan bahwa benua
Amerika yang ditemukan pertama kali bukan oleh Christoper Columbus namun
ditemukan oleh muslim telah lebih dahulu menyebarkan agama islam, padahal di
setiap tulisan harus mengungkapkan evidence dari penelitiannya, tidak hanya
pengklaimannya saja, however, research is central to what we know and do
as a teacher (Ken Hyland: second language writing: 245) mengapa Howard
Zinn tidak menuliskan secara tuntas dari sejarah yang ia ketahui, dari
penelitian hendaknya Howard Zinn menuliskan yang sebenarnya agar buku bersifat accepteble
karena ia tuliskan dalam artikelnya buku mengungkap kebenaran tetapi
kenyataannya kebenaran yang diungkap tidak tuntas sampai akarnya. Padahal untuk pematahan Christoper Columbus
bukan penemu benua amerika sudah terbukti bahwa muslimlah yang sudah terlebih
dahulu menemukan benua Amerika.

Ini yang tertulis dalam
sejarah: pedagang asal Genoa, Italia, Christopher Columbus memimpin armada
kapal menyeberangi Samudera Atlantik. Ia tiba di 'dunia baru' pada
tanggal 12 Oktober 1492. 'Dunia baru' itu yang kemudian disebut Benua Amerika.
Meski hingga kematiannya, Columbus yakin benar, ia menemukan rute baru dan
berhasil telah mendarat di Asia -- di tanah yang digambarkan Marco Polo.
Christopher
Columbus menyebut Amerika sebagai 'The New World' ketika pertama kali
menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam
di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah 'Dunia Baru'. Sebab, 603 tahun sebelum
penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika
Barat telah membangun peradaban di Amerika.
Klaim
sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu benua Amerika akhirnya
terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta bahwa para penjelajah Muslim
telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu lebih dari setengah
milenium sebelum Columbus.
Secara historis umat Islam telah
memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di benua
Amerika.

Namun, sebuah salinan peta berusia 600 tahun yang ditemukan di sebuah toko buku loak mengancam status Columbus sebagai penemu Amerika. Juga menjadi kunci untuk membuktikan bahwa orang dari Negeri China yang pertama menemukannya.
Dokumen tersebut konon berasal dari suatu ketika di Abad ke-18, yang merupakan salinan peta 1418 yang dibuat Laksamana Cheng Ho, yang menunjukkan detil 'dunia baru' dalam beberapa sisi. Klaim bukti bahwa laksamana China memetakan Belahan Bumi Barat (Western Hemisphere) lebih dari 70 tahun sebelum Columbus, adalah salah satu klaim yang dimuat penulis Gavin Menzies dalam buku barunya, 'Who Discovered America?', yang diluncurkan jelang Hari Columbus tahunini. "Kisah tradisional bahwa Columbus menemukan 'dunia baru' adalah fantasi belaka," kata dia seperti dimuat Daily Mail, 8 Oktober 2013. Ia bahkan yakin, Columbus memiliki salinan peta Cheng Ho saat mengarungi samudera menuju Amerika. Menzies juga mengatakan, armada megah kapal China yang dipimpin Cheng Ho berlayar di sekitar daratan Amerika Selatan, 100 tahun sebelum Ferdinand Megellan -- orang pertama yang berlayar dari Eropa ke Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia.
Lebih jauh lagi, Menzies mengklaim, pemukim pertama Belahan Bumi Barat tidak berasal dari 'Jembatan Selat Bering', tapi pelaut China yang pertama melintasi Samudera Pasifik sekitar 40 ribu tahun lalu. Ia juga menulis, penanda DNA membuktikan Indian Amerika dan pribumi lainnya adalah keturunan para pemukim dari Asi
Klaim bahwa Cheng Ho menemukan Amerika, bukan kali ini saja diungkap Menzies. Ia pernah mempublikasikannya tahun 2002 lalu. Bedanya, di buku terbarunya, ia menyertakan salinan peta yang ditemukan seorang pengacara di Beijing, Liu Gang di buku loak -- yang ia klaim memperkuat teorinya. Ia bersikukuh, peta itu jelas-jelas menunjukkan sungai dan perairan di Amerika Utara, demikian juga dengan daratan Amerika Selatan.
Sebelumnya, si penemu peta, Liu mendapatkan pengakuan dari balai lelang Christie's bahwa dokumennya kuno dari Abad ke-18, bukan palsu. Dari peta itu, Menzies juga berkonsultasi dengan tim sejarawan yang menganalisa tulisan yang tertera di sana. Lalu, ia menyimpulkan, peta itu aslinya dibuat pada periode pemerintahan di China yang berlangsung tahun 1368-1644. Salah satu wilayah dari peta, diyakini Menzies mengacu pada Peru. "Di sini orang-orang mempraktekkan agama Paracas. Di sini juga orang-orang mempraktekkan pengorbanan manusia," demikian ujar dia dalam bukunya. Menzies menambahkan, apalagi ada banyak istilah China yang digunakan di sejumlah kota dan wilayah di Peru. Dalam peta kuno Peru, misalnya, ada istilah 'Chawan' -- tanah yang disiapkan untuk disemaikan dan 'Chulin' yang artinya kayu atau hutan.
''Tak
perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh
dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus
menemukannya,'' tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A
Chronological Observation. Sejarah mencatat Muslim dari Afrika telah menjalin
hubungan dengan penduduk asli benua Amerika, jauh sebelum Columbus tiba.
Jelas bahwa penemu benua Amerika adalah muslim
dari china mengapa Howard Zinn tidak menuliskan, apakah ada ideologi yang ia pegang
dan dengan tidak menyebutkan orang muslim sebagai penemu amerika akan mengotori
kepercayaan dan ideologisnya. Itu bukan
termasuk dari literasi karena dalam praktik literasi harus diungkap dengan
sebenar-benarnya informasi yang telah didapatkan, tentunya jika Howard Zinn
sebagai penulis seyogyanya Howard Zinn menjelaskan tuntas sejarah sampai
terdalam dan yang sebenar-benarnya berdasarkan berbagai fakta research yang
relevan yang telah ia lakukan.
Tulisan
Howard Zinn juga harus memiliki karya sastra sebagai estetika untuk tulisannya,
Howard Zinn cenderung sangat memperlihatkan anarkisnya dalam artikel “Speaking
Truth to Power with Books”, yang dikritisi juga bentuk tulisan yang
disajikan Howard Zinn estetikanya tidak terlihat, malah bentuk tragisnya yang
dipertahankan, Karya sastra tidak berdiri sendiri. Ia membawa buah pemikiran
hasil kontemplasi pengarangnya dalam menyikapi berbagai fenomena alam dan sosial
yang disaksikannya. Dalam karya sastra terdapat pemikiran, pandangan, atau
gagasan pengarang yang diwakili oleh berbagai unsur dalam karya sastra
tersebut. Seorang penyair atau pengarang akan selalu terusik jiwanya untuk
menuangkan gagasan ke dalam guratan pena mutiara atas gagasan, kegelisahan,
serta pemikirannya. Dengan menggunakan kecerdasan berpikirnya, seorang
pengarang mendeskripsikan pemikirannya secara detail. Dengan keluhuran budi yang dimiliki pengarang
membungkus gagasan-gagasan santun dalam bentuk kado indah karya sastra.
Dari
karya tersebut tercermin pemikiran, kegelisahan, dan mungkin juga kritik
terhadap fenomena alam dan sosial yang dirasakan atau disaksikannya. Dari
itulah maka dapat dikatakan bahwa karya sastra mengusung pemikiran pengarang
sebagai wujud berperan serta dalam membangun bangsa dan tanah air dengan karya
indah pemikiran berbalut bunga sastra. Sastrawan yang juga hidup di lingkungan
masyarakat dengan mata batin merasakan kondisi masyarakat secara nyata atas
dampak kebijakan pemerintah sehingga kehalusan pikirnya menangkap fenomena dan
mendorongnya untuk menggerakkan pemikirannya ke dalam karya sastra sebagai
bingkisan untuk penguasa. Bingkisan sastra itu sebagai bentuk kesantunan
sastrawan menyampaikan pemikirannya.
Di sisi
lain, dunia sastra dan sastrawan juga terus berkembang. Tokoh-tokoh sastra
mencoba membenahi dunianya melalui berbagai karya tulis yang menggambarkan
perkembangan budaya masyarakatnya. Para sastrawan berusaha memperbaiki dunia
tempat berekspresi agar tempat itu menjadi singgasana yang memiliki tingkat
kepercayaan masyarakat bahwa dari tempat itulah para sastrawan melihat dan
meninjau bangsa dan masyarakatnya. Dari tempat itulah sastrawan turut serta
membangun bangsanya. Dengan demikian, mereka pun meyakinkan bahwa tempat
tersebut memiliki keagungan berpikir, kejernihan hati, keluhuran budi, dan
keindahan berkarya. Karya sastra merupakan singgasana sastrawan dalam
memberikan wejangan, pandangan, pemikiran, dan keberpihakan melalui berbagai
gaya bersastra dan ribuan gaya berbahasa. Dari tempat itulah sastrawan memberi
petunjuk sebagaimana seharusnya hal tersebut perlu dilakukan dan terjadi. Namun
tempat itu juga mereka pertahankan sebagai singgasana yang dapat dipercaya
bebas berdasarkan pandangan ketajaman analisis nurani, baik dari kepentingan
politik maupun kepentingan kekuasaan. Bagi sastrawan kepentingan itu hanya pada
bagaimana melahirkan sebuah karya yang memiliki manfaat bagi masyarakat yang
lebih banyak.
Apabila
ditelisik dari keberkiprahan sastrawan ternyata diyakini betul bahwa banyak
sastrawan yang berada dalam alur sejarah perkembangan bangsa. Di antara mereka
banyak yang telah berkiprah dalam memberikan pemikiran, gagasan, dan tindakan
yang dapat mempengaruhi perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat, baik
dalam perkembangan intelektual, sosial, politik, dan budaya yang sangat berguna
bagi bangsa. Sastrawan juga dipandang banyak yang memiliki pengaruh cukup besar
terhadap perkembangan dan dinamika sastra.
Howard
Zin seseorang yang sangat kritis dan memberikan pemikiran-pemikiran serta
gagasan-gagasannya namu tidak dalam koridor sastra dan literasi. Apabila Howard Zinn mengatakan buku dapat
merubah dunia mengapa tidak ada tips dan cara untuk menjadikan sebuah tulisan
yang dapat merubah dunia, jadi serasa masih ambigu ikhwal bentuk tulisan atau
bentuk literasi yang seperti apa yang bisa mengubah dunia, apakah tulisan yang
hanya mengclaim dengan tidak menunjukan kebenaran yang berlawanan dengan
ideologi dirinya? Tentunya tidak sangat diharapkan yang seperti itu. Yang diharapkan adalah tulisan dalam bentuk
sastra dari emikiran dan dengan faktual yang relevan yang mendukungnya, padahal
sejarah sangat penting untuk diketahui seperti tujuan Howard Zinn yang menuliskan
itu agar semua orang tahu tentang kebenarannya, tetapi sejarah itu tidak tuntas
dijelaskan.
Bagian akhir, tulisan, goresan pena yang
dituangkan dalam kertas mampu mengubah dunia karena apabila tidak ada
seorangpun yang mensejarahkan kejadian penting, kisah-kisah penting serta
informasi-informasi penting yang harus diketahui maka sejarah tidak akan
berlanjut dari masa ke masa, sejarah akan punah dari peradaban bangsa. Howard Zinn mensejarahkan kisah Christoper
Columbus dalam bukunya A People’s History of the United States yang
mengubah pemahaman masyarakat tentang sosok Christoper Columbus yang terkenal
dengan kepahlawanannya menemukan benua Amerika, mengubah 90 derajat tentang
sosok yang dahulu masyarakat Amerika percaya sebagai orang baik dan pahlawan
menjadi sosok yang sangat mengerikan. Sayangnya
tulisan sejarah yang Howard Zinn tuliskan tidak sepenuhnya memuat informasi
yang harusnya juga pembaca mengetahuinya.
Howard Zinn masih tetap mempertahankan ideologinya, ia tetap berideologi meski dalam menyajikan
sejarah. Padahal sejarah adalah kejadian
yang harus diungkap tanpa ada campur tangan ideologi, politik dan sosial budaya
saat penulisan sejarah diambil karena tulisan adalah salah satu bentuk untuk
mengikat kembali makna yang telah terdahulu terjadi untuk menjadi catatan
sejarah yang dapat disimpan dan dipelajari pada masa setelahnya. Seharusnya juga tetap menjaga estetika dari
sebuah tulisan yang dibuat, seperti karangan ulama muslim ibnu malik dalam
nadhomnya alfiyah, tidak hanya baru dan lengkap tetapi juga sastranya sangat
lebih hebat dar tulisan nadhom gurunya yaitu alfiyah ibnu mu’ti. Tulisan
sangat berpengaruh untuk kehidupan manusia karena dengan tulisan segala sesuatu
akan lebih tersimpan lama, secara otomatis sejarah dunia akan lebih terjaga. Kita membaca untuk mengetahui bahwa
kita tidak sendirian (C. S. Lewis).
Referensi
Howard,
Zinn. (1980). A People’s History of The United States. United States:
Harper & Row; HarperCollins
http://www.faktaislam.com/2011/09/penemu-benua-amerika-yang-sebenarnya.html diunduh pada tanggal 4 maret 2014
http://news.liputan6.com/read/715137/ini-bukti-laksamana-cheng-ho-penemu-amerika-bukan-columbus diunduh pada tanggal 4 maret 2014
http://inspirasi.co/forum/post/3693/resensi_buku_33_tokoh_sastra_indonesia_membuka_jendela_oleh_suherli_kusmana diunduh pada tanggal 5 maret 2o14


Subscribe to:
Post Comments (Atom)