Thursday, March 6, 2014

Mengikat Sejarah dengan Tulisan

 Critical Review 2
Mengikat Sejarah dengan Tulisan
(by Nafila El Sa’idah)
العلم  صيد والكتا به قيد ه
قيد صيو دك بحبا ل الواثقة
“ Ilmu adalah binatang buruan sedangkan tulisan sebagai pengikatnya
Ikatlah binatang buruanmu dengan ikatan (tali) yang kuat”
(Al mahfudzot, kata mutiara islami)
Setiap apapun yang terjadi di dalam kehidupan semua akan menjadi sejarah, sejarah adalah masa yang insan punya, masa yang telah terlewati yang menjadi catatan kehidupan untuknya.  Juga menjadi ingatannya akan kesalahan yang pernah diperbuat dan menjadi pelajaran sangat penting untuknya.  Jika sejarah menuturkan kebaikan maka lakukanlah kembali dan jangan pernah melakukan kesalahan untuk ke sekian kalinya jika itu buruk dan menjadi kesalahan yang sangat buruk pada saat dahulu.  Mensejarahkan. Mensejarahkan sebuah sejarah secara otomatis berkaitan dengan tulisan, mengikat makna sejarah dengan tulisan karena sebuah tulisan akan mengulang kembali kisah yang pernah ada sehingga tidak hanya orang yang hidup di zaman dahulu yang mengetahuinya tetapi dapat juga dipublikasikan untuk orang-orang setelahnya.  Tulisan akan menjadi sebuah ilmu, sejarah yang telah menjadi ilmu penting untuk kehidupan yang lebih baik tidak akan terikat kuat apabila tidak dituliskan. 

“science without written is nothing”.  Darimana akan belajar jika tidak ada tulisan? Darimana akan mengetahui sejarah jika tidak ada tulisan? Darimana manusia mengetahui kaidah dan aturan islam jika Al Qur’an tidak dituliskan dan dibukan? Al Qur’an, Hadits dan Kitab-kitab kuning para ulama salaf adalah tulisan yang telah diikat dengan baik sehingga umat setelahnya beribadah dengan kaidah dan tata cara yang baik serta benar.  Tidak dapat terbayangkan jika semua Al qur’an tidak dibukukan sejak masa khalifah utsman bin affan, setelahnya umat pada kepemimpinan umar bin khottob meninggal karena khalifah kedua ini hanya mengumpulkan hufadz (para penghapal Al qur’an) ketika setelahnya hufadz meninggal dan belum sempat mengalihkan semua ayat yang telah dihapal darimana akan tahu dasar dasar, pedoman hidup umat islam? Pernahkan kita membayangkan begitu pentingnya praktik literasi untuk kehidupan manusia? Untuk keperluan ibadah yang sangat intimpun bermula daripraktik literasi apalagi sejarah yang banyak menyimpan kisah-kisah penting yang harus terkuak ke permukaan.  Begitupun sejarah, sejarah tidak hanya bisa ditulis oleh sejarahwan, setiap orang mempunyai hak untuk mensejarahkan apapun namun dengan kebenaran yang dapat diterima serta dengan bukti bukti fakta yang menguatkan.  Orang yang literat bisa mensejarahkan dengan pena dan kertasnya karena ia melakukan cara yang sangat hebat untuk sebuah perubahan, penanaman, produksi ilmu pengetahuan dan mentafsiran ilmu pengetahuan, informasi yang emplisit  dan pengalaman yang sangat penting dalam tulisannya.  Tengoklah pada sejarahwan yang ahli dalam sejarah yang telah mereka pelajari namun tujuan mereka hanya untuk mensejarahkan semata, bukan bagian dari penerapan literasi.
            Howard zinn dalam bukunya berlenggak lenggok memberitahukan bahwa buku dapat merubah dunia.  Lembaran kertas suci dan pena yang berisikan tinta yang akan merubah dunia.  Gudangnya ilmu adalah buku, buku adalah jendela dunia. Contoh yang sangat membuat semua santri-santriwati yaitu Penyair islam seperti ibnu malik yang sukses dengan 1000 bait nadhom alfiyah ibnu malik membuat terkejut gurunya ibnu mu’ti karena telah berhasil mengalahkan nadhom yang gurunya buat yaitu alfiyah ibnu mu’ti itu karena sastra yang ia punya sangat mencukupi untuk merubah paradigma sulitnya belajar nahwu dan shorof dalam bahasa arab, ibnu malik dengan cerdasnya menyatukan nahwu, shorof, sastra, fiqih, hukum dan ilmu mantiq dalam 1000 baitnya.  Demikian contoh dengan buku dapat merubah dunia.  Begitupun Howard zinn seorang sejarahwan radikal Amerika, juga seorang profesor sejarah di Boston University, di jajaran elit tradisi kritis kaum liberal-progresif Amerika.dalam artikelnya “speaking truth to power with books”  menuliskan tentang perubahan yang ia wujudkan dari sebuah buku,  buku yang dapat mengubah dunia, ia gambarkan lintasan panjang antara menulis dan mengubah kesadaran sehingga menjadikannya seorang aktivis sosial. Ia tidak berfikir dengan menulis hanya memajukan dirinya sendiri sebagai bentuk profesionalisme dirinya ataupun hanya memenuhi daftaranbuku yang ia buat, namun dirinya membuktikan buku yang dapat merubah dunia.  Buku yang dapat mempengaruhi orang yang membacanya, buku yang merubah hidup.  Buku dapat merubah kesadaran.  Diantaranya, buku dapat memperkenalkan sebuah ide yang pembaca tidak pernah terpikirkan sebelumnya, buku menjadi sumber kejutan yang mampu membahagiakan akan mencengangkan. 
            Di dalam buku sangat memungkinkan menghidupkan kesadaran untuk menjadi diri kita sendiri artinya tidak untuk mematuhi siapapun, institusi apapun atau kepemirantahan presiden di masing-masing negara.  Dalam buku ada wawasan yang bisa pembaca temukan pada bacaan luas dalam tulisannya. Speri George HW Buh yang banyak berbicara tentang pendidikan karena dia tahu bahwa anak-anak harus mempelajari fakta-fakta yang ada.  Fakta yang telah tertuliskan dari buku adalah lompatan kesadaran sosial.  Howard zinn dengan beraninya menghidupkan kesadaran pembacanya terhadap kebenaran tentang penemuan Amerika oleh Christoper Columbus dalam sebuah buku legendaris yang ia tulis; A People’s History of the United States.
Buku yang ia tulis sangat menuai sensasi dunia.  Dari columbus seorang tokoh yang mulia di amerika, tokoh sang pahlawan, tokoh yang menemukan Amerika, pembaca kitab yang shaleh dan yang lainnya, malah menjadi seeorang yang sangat mengerikan, Columbus sebagai pembunuh, penyiksa, penculik, multilator, munafik, orang yang tamak mencari emas dan orang yang sangat anggup mncincang manusia.  Bukunya pun mendatangkan berbagai masalah untuk dirinya.  Sampai dari institusi yang lainnya menuduh guru yang telah menyajikan bukunya sebagai seorang komunis. Tentu saja itu dikembalikan kepada Howard Zinn yang menulis buku A People’s History of the United States itu. Pemberitahuan dari apa yang pernah terjadi pada perang kedua ketika pengeboman angkatan udara perang kedua, Howard Zinn mengatakan bahwa literature absurditas bisa menjadi cara lain bahwa menulis dan buku bisa berpengaruh.  Serta di akhir Howard Zinn menuliskan jawaban dari Vonnegut yang dalam pernyataannya ia menulis untuk merasakan hal yang dilakukan di dunia karena itu adalah hal yang penting menyadarkan pembaca bahwa mereka tidak sendirian, itu juda terimplementasikan kepada penulis.
            Beberapa hal yang dikritisi dari artikel Howard Zinn, Howard Zinn mengatakan menulis atau buku dapat mengubah dunia, menjadi pertanyaan yang besar apakah mengubah dunia hanya menuliskan fakta-fakta kebohongan Christoper Columbus tanpa menuliskan kebenaran yang ada di dalamnya, seperti pematahan bahwa benua Amerika yang ditemukan pertama kali bukan oleh Christoper Columbus namun ditemukan oleh muslim telah lebih dahulu menyebarkan agama islam, padahal di setiap tulisan harus mengungkapkan evidence dari penelitiannya, tidak hanya pengklaimannya saja, however, research is central to what we know and do as a teacher (Ken Hyland: second language writing: 245) mengapa Howard Zinn tidak menuliskan secara tuntas dari sejarah yang ia ketahui, dari penelitian hendaknya Howard Zinn menuliskan yang sebenarnya agar buku bersifat accepteble karena ia tuliskan dalam artikelnya buku mengungkap kebenaran tetapi kenyataannya kebenaran yang diungkap tidak tuntas sampai akarnya.  Padahal untuk pematahan Christoper Columbus bukan penemu benua amerika sudah terbukti bahwa muslimlah yang sudah terlebih dahulu menemukan benua Amerika.
http://cdn.production.liputan6.com/medias/17433/big/penemu-benua-amerikas-131008c.jpg
Ini yang tertulis dalam sejarah: pedagang asal Genoa, Italia, Christopher Columbus memimpin armada kapal menyeberangi Samudera Atlantik. Ia  tiba di 'dunia baru' pada tanggal 12 Oktober 1492. 'Dunia baru' itu yang kemudian disebut Benua Amerika. Meski hingga kematiannya, Columbus yakin benar, ia menemukan rute baru dan berhasil telah mendarat di Asia -- di tanah yang digambarkan Marco Polo.
Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai 'The New World' ketika pertama kali menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah 'Dunia Baru'. Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban di Amerika.

Klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta bahwa para penjelajah Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus.
Secara historis umat Islam telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di benua Amerika.


http://cdn.production.liputan6.com/legacy-medias/201310/penemu-benua-amerikas-2-131008c.jpg

Namun, sebuah salinan peta berusia 600 tahun yang ditemukan di sebuah toko buku loak mengancam status Columbus sebagai penemu Amerika.  Juga menjadi kunci untuk membuktikan bahwa orang dari Negeri China yang pertama menemukannya.

Dokumen tersebut konon berasal dari suatu ketika di Abad ke-18, yang merupakan salinan peta 1418 yang dibuat Laksamana Cheng Ho, yang menunjukkan detil 'dunia baru' dalam beberapa sisi.  Klaim bukti bahwa laksamana China memetakan Belahan Bumi Barat (Western Hemisphere) lebih dari 70 tahun sebelum Columbus, adalah salah satu klaim yang dimuat penulis Gavin Menzies dalam buku barunya, 'Who Discovered America?', yang diluncurkan jelang Hari Columbus tahunini. "Kisah tradisional bahwa Columbus menemukan 'dunia baru' adalah fantasi belaka," kata dia seperti dimuat Daily Mail, 8 Oktober 2013.  Ia bahkan yakin, Columbus memiliki salinan peta Cheng Ho saat mengarungi samudera menuju Amerika. Menzies juga mengatakan, armada megah kapal China yang dipimpin Cheng Ho berlayar di sekitar daratan Amerika Selatan, 100 tahun sebelum Ferdinand Megellan -- orang pertama yang berlayar dari Eropa ke Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia.

Lebih jauh lagi, Menzies mengklaim, pemukim pertama Belahan Bumi Barat tidak berasal dari 'Jembatan Selat Bering', tapi pelaut China yang pertama melintasi Samudera Pasifik sekitar 40 ribu tahun lalu.  Ia juga menulis, penanda DNA membuktikan Indian Amerika dan pribumi lainnya adalah keturunan para pemukim dari Asi

Klaim bahwa Cheng Ho menemukan Amerika, bukan kali ini saja diungkap Menzies. Ia pernah mempublikasikannya tahun 2002 lalu. Bedanya, di buku terbarunya, ia menyertakan salinan peta yang ditemukan seorang pengacara di Beijing, Liu Gang di buku loak -- yang ia klaim memperkuat teorinya. Ia bersikukuh, peta itu jelas-jelas menunjukkan sungai dan perairan di Amerika Utara, demikian juga dengan daratan Amerika Selatan.

Sebelumnya, si penemu peta, Liu mendapatkan pengakuan dari balai lelang Christie's bahwa dokumennya kuno dari Abad ke-18, bukan palsu.  Dari peta itu, Menzies juga berkonsultasi dengan tim sejarawan yang menganalisa tulisan yang tertera di sana. Lalu, ia menyimpulkan, peta itu aslinya dibuat pada periode pemerintahan di China yang berlangsung tahun 1368-1644. Salah satu wilayah dari peta, diyakini Menzies mengacu pada Peru. "Di sini orang-orang mempraktekkan agama Paracas. Di sini juga orang-orang mempraktekkan pengorbanan manusia," demikian ujar dia dalam bukunya.  Menzies menambahkan, apalagi ada banyak istilah China yang digunakan di sejumlah kota dan wilayah di Peru. Dalam peta kuno Peru, misalnya, ada istilah 'Chawan' -- tanah yang disiapkan untuk disemaikan dan 'Chulin' yang artinya kayu atau hutan.
''Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya,'' tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation. Sejarah mencatat Muslim dari Afrika telah menjalin hubungan dengan penduduk asli benua Amerika, jauh sebelum Columbus tiba.
Jelas bahwa penemu benua Amerika adalah muslim dari china mengapa Howard Zinn tidak menuliskan, apakah ada ideologi yang ia pegang dan dengan tidak menyebutkan orang muslim sebagai penemu amerika akan mengotori kepercayaan dan ideologisnya.  Itu bukan termasuk dari literasi karena dalam praktik literasi harus diungkap dengan sebenar-benarnya informasi yang telah didapatkan, tentunya jika Howard Zinn sebagai penulis seyogyanya Howard Zinn menjelaskan tuntas sejarah sampai terdalam dan yang sebenar-benarnya berdasarkan berbagai fakta research yang relevan yang telah ia lakukan.
            Tulisan Howard Zinn juga harus memiliki karya sastra sebagai estetika untuk tulisannya, Howard Zinn cenderung sangat memperlihatkan anarkisnya dalam artikel “Speaking Truth to Power with Books”, yang dikritisi juga bentuk tulisan yang disajikan Howard Zinn estetikanya tidak terlihat, malah bentuk tragisnya yang dipertahankan, Karya sastra tidak berdiri sendiri. Ia membawa buah pemikiran hasil kontemplasi pengarangnya dalam menyikapi berbagai fenomena alam dan sosial yang disaksikannya. Dalam karya sastra terdapat pemikiran, pandangan, atau gagasan pengarang yang diwakili oleh berbagai unsur dalam karya sastra tersebut. Seorang penyair atau pengarang akan selalu terusik jiwanya untuk menuangkan gagasan ke dalam guratan pena mutiara atas gagasan, kegelisahan, serta pemikirannya. Dengan menggunakan kecerdasan berpikirnya, seorang pengarang mendeskripsikan pemikirannya secara detail.  Dengan keluhuran budi yang dimiliki pengarang membungkus gagasan-gagasan santun dalam bentuk kado indah karya sastra.
Dari karya tersebut tercermin pemikiran, kegelisahan, dan mungkin juga kritik terhadap fenomena alam dan sosial yang dirasakan atau disaksikannya. Dari itulah maka dapat dikatakan bahwa karya sastra mengusung pemikiran pengarang sebagai wujud berperan serta dalam membangun bangsa dan tanah air dengan karya indah pemikiran berbalut bunga sastra. Sastrawan yang juga hidup di lingkungan masyarakat dengan mata batin merasakan kondisi masyarakat secara nyata atas dampak kebijakan pemerintah sehingga kehalusan pikirnya menangkap fenomena dan mendorongnya untuk menggerakkan pemikirannya ke dalam karya sastra sebagai bingkisan untuk penguasa. Bingkisan sastra itu sebagai bentuk kesantunan sastrawan menyampaikan pemikirannya.
Di sisi lain, dunia sastra dan sastrawan juga terus berkembang. Tokoh-tokoh sastra mencoba membenahi dunianya melalui berbagai karya tulis yang menggambarkan perkembangan budaya masyarakatnya. Para sastrawan berusaha memperbaiki dunia tempat berekspresi agar tempat itu menjadi singgasana yang memiliki tingkat kepercayaan masyarakat bahwa dari tempat itulah para sastrawan melihat dan meninjau bangsa dan masyarakatnya. Dari tempat itulah sastrawan turut serta membangun bangsanya. Dengan demikian, mereka pun meyakinkan bahwa tempat tersebut memiliki keagungan berpikir, kejernihan hati, keluhuran budi, dan keindahan berkarya. Karya sastra merupakan singgasana sastrawan dalam memberikan wejangan, pandangan, pemikiran, dan keberpihakan melalui berbagai gaya bersastra dan ribuan gaya berbahasa. Dari tempat itulah sastrawan memberi petunjuk sebagaimana seharusnya hal tersebut perlu dilakukan dan terjadi. Namun tempat itu juga mereka pertahankan sebagai singgasana yang dapat dipercaya bebas berdasarkan pandangan ketajaman analisis nurani, baik dari kepentingan politik maupun kepentingan kekuasaan. Bagi sastrawan kepentingan itu hanya pada bagaimana melahirkan sebuah karya yang memiliki manfaat bagi masyarakat yang lebih banyak.
Apabila ditelisik dari keberkiprahan sastrawan ternyata diyakini betul bahwa banyak sastrawan yang berada dalam alur sejarah perkembangan bangsa. Di antara mereka banyak yang telah berkiprah dalam memberikan pemikiran, gagasan, dan tindakan yang dapat mempengaruhi perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat, baik dalam perkembangan intelektual, sosial, politik, dan budaya yang sangat berguna bagi bangsa. Sastrawan juga dipandang banyak yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap perkembangan dan dinamika sastra.
Howard Zin seseorang yang sangat kritis dan memberikan pemikiran-pemikiran serta gagasan-gagasannya namu tidak dalam koridor sastra dan literasi.  Apabila Howard Zinn mengatakan buku dapat merubah dunia mengapa tidak ada tips dan cara untuk menjadikan sebuah tulisan yang dapat merubah dunia, jadi serasa masih ambigu ikhwal bentuk tulisan atau bentuk literasi yang seperti apa yang bisa mengubah dunia, apakah tulisan yang hanya mengclaim dengan tidak menunjukan kebenaran yang berlawanan dengan ideologi dirinya? Tentunya tidak sangat diharapkan yang seperti itu.  Yang diharapkan adalah tulisan dalam bentuk sastra dari emikiran dan dengan faktual yang relevan yang mendukungnya, padahal sejarah sangat penting untuk diketahui seperti tujuan Howard Zinn yang menuliskan itu agar semua orang tahu tentang kebenarannya, tetapi sejarah itu tidak tuntas dijelaskan.
Bagian akhir, tulisan, goresan pena yang dituangkan dalam kertas mampu mengubah dunia karena apabila tidak ada seorangpun yang mensejarahkan kejadian penting, kisah-kisah penting serta informasi-informasi penting yang harus diketahui maka sejarah tidak akan berlanjut dari masa ke masa, sejarah akan punah dari peradaban bangsa.  Howard Zinn mensejarahkan kisah Christoper Columbus dalam bukunya A People’s History of the United States yang mengubah pemahaman masyarakat tentang sosok Christoper Columbus yang terkenal dengan kepahlawanannya menemukan benua Amerika, mengubah 90 derajat tentang sosok yang dahulu masyarakat Amerika percaya sebagai orang baik dan pahlawan menjadi sosok yang sangat mengerikan.  Sayangnya tulisan sejarah yang Howard Zinn tuliskan tidak sepenuhnya memuat informasi yang harusnya juga pembaca mengetahuinya.  Howard Zinn masih tetap mempertahankan ideologinya,  ia tetap berideologi meski dalam menyajikan sejarah.  Padahal sejarah adalah kejadian yang harus diungkap tanpa ada campur tangan ideologi, politik dan sosial budaya saat penulisan sejarah diambil karena tulisan adalah salah satu bentuk untuk mengikat kembali makna yang telah terdahulu terjadi untuk menjadi catatan sejarah yang dapat disimpan dan dipelajari pada masa setelahnya.  Seharusnya juga tetap menjaga estetika dari sebuah tulisan yang dibuat, seperti karangan ulama muslim ibnu malik dalam nadhomnya alfiyah, tidak hanya baru dan lengkap tetapi juga sastranya sangat lebih hebat dar tulisan nadhom gurunya yaitu alfiyah ibnu mu’ti. Tulisan sangat berpengaruh untuk kehidupan manusia karena dengan tulisan segala sesuatu akan lebih tersimpan lama, secara otomatis sejarah dunia akan lebih terjaga.  Kita membaca untuk mengetahui bahwa kita tidak sendirian (C. S. Lewis).


Referensi
Howard, Zinn. (1980). A People’s History of The United States. United States: Harper & Row; HarperCollins





Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment