Saturday, March 1, 2014

Be the Critical Reviewer


Name               : Moh. Chaerul Anwar
Class                : PBI-D
Semester          : Fourth Semester
Task                 : Class Review 3
Theme             : Be the Critical Reviewer

Petualangan terus melaju ke tentangan ke tiga (Pertemuan ke tiga). Di pertemuam ke tiga ini, kami dipersiapkan untuk menjadi seorang critical reader. Yaitu dengan menyelesaikan tantangan yang berupa Critical Review. Dalam penyelesaian tugas ini (Critical Review), kami harus membaca teks terlebih dahulu, karena itu sebagai modal. Mencari referensinya-pun tak cukup satu, melainkan harus mempunyai referensi-referensi yang lain. Kami sadar bahwa tantangan terus menaik tingkat kesulitannya.

Jum’at, 21 Februari 2014 merupakan pertemuan ke-tiga, kami kembali diberikan bekal oleh sang pemandu, Mr.Lala untuk bisa melanjutkan kembali ke tantangan berikutnya. Sebabagi pembukaan, seperti biasa kami harus menyerahkan Logbook untuk dicek dan disahkan dengan ditanda tangani (paraf) sebagai penandaan bahwa kami bisa melaju ke tantangan berikutnya. Tidak hanya pemeriksaan Logbook, kami juga diberikan pertanyaan sebagai salah satu tolak ukur sejauh mana pengetahuan kami saat ini.
Pertemuan ke tiga ini salah satunya kami membahas Chapter Review yang kami buat, dan itu juga sebagai Logbook. Chapter Review ini merupakan yang pertama dan berjudul Rekayasa Literasi (Pokoknya Rekayasa Literasi, 2012). Dalam pembuatan Chapter Review ini kami merangkum teks tersebut dengan  bahasa kami kami sendiri. Mkasudnya kami merengkum lalu me-retel dengan tulisan versi kami masing-masing.
Menurut Mr.Lala, arti dari rekayasa sendiri ialah segala cara yang bertuajuan untuk bagaimana membuat/menciptakan sesuatu yang kecil menjadi sesuatu yang luar biasa.. Bagaimana kita menciptakan hal yang besar dengan modal yang sangat kecil. Prose dan perencanaan dari rekayasa ini harus benar-benar matang, karena proses menentukan keberhasilan atau kesuksesan, serta perencanaan mendukung pembentukan proses yang luar biasa.
Pengertian rekayasa di sini sangat berbeda dengan makna manipulasi. Dari susunan kata-nya saja kita sudah bisa membedakan dan mungkin dapat difikirkan bahwa rekayasa menjurus ke hal yang positif, sedangkan manipulasi menjurus ke hal yang negative.
Seperti yang telah dijelaskan dalam buku yang berjudul Pokoknya Rekayasa Literasi yang ditulis Oleh Prof. A. Chaedar Alwasilah, bahwasannya Rekayasa Literasi  ialah merekayasa pengajaran membaca dan menulis dalam empat dimensi, yaitu Dimensi Linguistik yang berfokus pada teks, Dimensi Kognitif yang berfokus pada mind atau pola fikir, Dimensi Perkembangan yang berfokus pada pertumbuhan, dan Dimensi Sosiolinguistik yang berfokus pada kelompok.
-          Dimensi Linguistik yang berfokus pada teks,
Yaitu bahwasannya membaca dan menulis+ memerlukan pengetahuan yang mencakup system bahasa untuk membangun makna seperti jenis teks, morfologi, sintaksis, semantic, ortografi, dan lain sebagainya; persamaan dan perbedaan bahasa lisan dan tulis; ragam bahasa yang mencerminkan kelompok, daerah, lembaga, etnis, agama, pekerjaan, status social, dan sebagainya. Pada dasarnya, dalam mengajarkan literasi mesti membekali siswa dengan semua ini.
-          Dimensi Kognitif yang berfokus pada mind
Telah dipercaya bahwa kegiatan membaca dan menulis itu memerlukan pengetahuan dan keterampilan seperti aktif, selektif, dan konstruktif saat membaca dan menulis; memanfaatkan pengetahuan yang ada untuk membangan makna; menggunakan proses mental dan strategi untu menghasilkan makna (memprediksi, memonitor, mengevaluasi, merevisi, merespon, menarik simpulan, membangun koherensi, dan sebagainya disesuaikan dengan jenis teks. Pengertiannya, membangun literasi itu adalah membangun semua )keterampilan tersebut.
-          Dimensi perkembangan yang fokus pada pertumbuhan
Menjadi seorang yang literat itu adalah proses ‘menjadi’ atau secara berangsur menguasai sejumlah pengetahuan seperti: Pembelajaran yang efektif dan konstruktif dalam perkembanan literasinya; pengguna berbagai strategi dan proses mengonstruksi berbagai dimensi literasiseperti pengumpulan data, mengajukan hipotesis, menguji hipotesis dan memodifikasi hipotesis; pengamatan atas dan melakukan transaksi dengan mereka yang lebih pasih di dalam dan di luar kelompok social dan lembaga seperti terkait etnik, budaya, agama, keluarga, pekerjaan, sekolah, dan pemerinta; bagaimana menggunakan dukungan dan mediasi dari pelaku litesi yang lebih fasih di dalam dan di luar kelompok social dan budaya yang telah disebutkan diatas; pemenfaatan pengetahuan yang diperoleh melalui membaca untuk untuk mendukung kegiatan (perkembangan keterampilan) menulis dan membaca; bagaimana menegosiasi makna tekstual melalui pemakaian dan dukungan system komunikasi alternative seperti seni music, metematika dan sebagainya.
            Maknanya, perlu didasarkan bahwa ber-literasi situ sebuah proses ‘menjadi’ secara berkelanjutan yakni melalui pendidikan sepanjang hayat.
-          Dimensi Sosiokultural
            Membaca dan menulis itu memerlukan pengetahuan seperti tujuan pada literasi yang beragam; aturan dan makna dalam melakukan transaksi dengan bahasa tulis; fitur-fitur linguistic dari berbagai teks untuk berbagai tujuan. Intinya, mengajarkan literasi into mengajarkan kepekaan tekstual dan cultural lintas kelompok dan lembaga.
            Kessimpulannya, Rekaya Literasi merupakan perekayasaan sustu pola hidup agar menunjang kepada kemajuan dalam membaca dan menulis. Hyland (2006) mengatakan bahwa Literasi adalah sesuatu yang kita lakukan. Bagaimana kita belajar, ber-literasi; bagaimana kita makan, kite ber-literasi; bagaimana kita bermain, kita ber-literasi. Maksud dari literasi adalah bagaimana kita melakukan sesuatu atau cara hidup, bagaiamana kita memaknai hidup ini, bagaimana kita mengisi hidup ini.
            Jadi pada dasarnnya, kita hidup penuh dengan membaca, bukan hanya membaca teks, melainkan juga membaca situasi; membaca perkiraan cuaca; membaca suatu peristiwa, baik sebab maupun akibatnya; serta membaca watak seseorang.
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment