Sunday, February 16, 2014
Created By:
Metta Hittoh Mu'awanah
1st
Class Review
NEW
SEMESTER, NEW TRIP IN WRITING
v
Introduction
Waktu
liburan telah usai, kini waktunya untuk
beraktivitas kembali untuk memulai
perkuliahan di semester 4 ini. Jum’at Mubarok tanggal 07 Februari 2014
merupakan pertemuan pertama pada mata kuliah writing 4. Mata kuliah Writing
pada semester 4 ini diampu oleh Mr. Lala Bumela, dosen yang sama seperti pada
semester 2 yang lalu. Hal pertama yang
dibahas pada pertemuan kali ini adalah menjelaskan tentang kontrak belajar yang
akan dilakukan,tidak jauh berbeda dengan
mata kuliah yang lain. Selain itu, beliau menjelaskan mengenai silabus writing
4 dan jadwal belajar dan memberikan informasi mengenai beberapa agenda yang
akandiikuti pada tahun 2014 ini,diantaranya yaitu:
·
Penulis 4 paper yang sedang
diproses dan juga telah di publikasikan dalam Nurjati press 2014,diantaranya yaitu
“Analisis Diskursus dalam Tata Bahasa Fungsional” dan “Mengeksplorasi Tata
Bahasa Fungsional”.
·
Menjadi anggota TEFL Asia di Korea
Selatan
·
Sebagai presenter NELTAL pada tanggal 29 Maret 2014, Konferensi
Internasional pada Mei 2014, Konferensi Bahasa Internasional pada tanggal 3-5
Juni 2014
·
Sebagai juri debat bahasa Inggris
pada kontes EDSA (Maret 2014) dan SEADO
di Malaysia pada tanggal 11-15 April 2014.
v
Regulation
Peraturan
mata kuliah writing 4 ini tidak beda jauh dengan writing 2,yaitu adanya
passport yang harus disetorkan pada setiap pertemuan sebagai tiket masuk kelas.
Passport ini berisi 2 tugas yaitu class review dan chapter review, tetapi kali
ini jumlah minimal yang harus dikerjakan lebih banyak yaitu 5 halaman untuk
class review dan 10 halaman untuk chapter review jadi jumlah seluruhnya 15
halaman. Sedangkan pada writing 2 yang lalu jumlahnya hanya 8 halaman.Jumlah
minimal untuk critical review adalah 2500 kata yang ditulis menggunakan bahasa
Indonesia dan 3000 kata untuk argumentative essay dengan menggunakan bahasa
Inggris. Pada mata kuliah writing 4 ini
pak Lala memberikan tugas yang baru
yaitu setiap kelas harus memiliki blog sebagai sarana untuk menampung dan
mempublikasikan hasil kerja mahasiswa.
v
Information
Mr. Lala memberikan informasi mengenai urutan
peringkat kelas dari hasil pembelajaran mata kuliah English Phonologi pada
semester 3 yang lalu,yaitu:
1.
Kelas PBI-D dengan nilai rata-rata
86,96.
2.
Kelas PBI-C dengan nilai rata-rata84,59.
3.
Kelas PBI-A dengan nilai rata-rata
82,87.
4.
Kelas PBI-A dengan nilai rata-rata69,05.
v
Begining trip
Materi yang akan kita
pelajari pada writing 4 ini tidak hanya mempelajari bagaimana cara menulis yang
benar tetapi lebih kepada academic writing. Academic writing sendiri yaitu tulisan
yang ditulis berdasarkan pada analisis - proses mogok ide - untuk meningkatkan
pemahaman seseorang. Menggunakan penalaran deduktif, suara semiformal, dan point-of-view orang ketiga.
- Penggunaan penalaran deduktif, menyatakan tesis (gagasan utama) awal dan kemudian mengikuti dengan contoh-contoh pendukung dan rincian membuat ide-ide yang rumit lebih mudah untuk memahami.
- Suara formal, ini berarti tidak ada gaul, ucapan sehari-hari (ekspresi umum dari pidato biasa), kontraksi kata benda dan kata kerja, dll
- Point-of-view orang ketiga, orang ketiga poin-of-view (misalnya, dia, dia, itu, dan mereka serta bentuk akusatif, datif, dan posesif mereka) harus digunakan. Tidak ada pertama dan kedua orang poin-of-view (misalnya, saya, Anda, kita) digunakan dalam menulis akademik.
Nama lain untuk tugas academic writing yaitu,
essay,paper,research paper,term paper, argumentative paper/essay, analysis
paper/essay, informative essay,position paper.
Contoh
kalimat yang termasuk academic writing:
I conducted this research in a year.
(active/ non academic writing)
A
highlight on writing 4 course
Dua piramida
yang diperlukan untuk bisa membuat academik writing, yaitu
} Reflective teacher
Theory Research
Class activities
Belajar
academic writing membutuhkanseorang gurureflektif, dan
refleksimembutuhkan pengetahuanuntukberhubungankegiatankelas untukpenelitian
danteori yang relevan.
} Composing Skill and Knowledge
Reader
Academic writing
dalam penyusunannya melibatkan keterampilan dari pengetahuan tentang text,
konteks, dan pembaca.
Dari materi yang telah
diuraikan diatas kesimpulan yang didapat adalah academic writing yaitu tulisan
yang berdasarkan pada analisis - proses mogok ide - untuk meningkatkan
pemahaman seseorang. Menggunakan penalaran deduktif, suara formal, dan point-of-vieworang
ketiga. Selain itu, juga untuk belajar writing
disemester 4 ini kita mempersiapkan tenaga yang extra kuat dan lebih banyak
membaca buku. So, welcome to new semester, new trip in writing.
Author,
MENULIS BAGIAN DARI AKADEMISI
Menulis adalah salah satu keterampilan yang seharusnya
dimiliki oleh orang akademisi baik sebagai mahasiswa ataupun seorang
dosen. Keterampilan ini bisa dilakukan
jika kita banyak membaca buku-buku pengetahuan karena keduanya saling
berkesinambungan. Untuk menulis kita harus memiliki banyak data dan itu bisa
kita dapatkan melalui membaca. Keterampilan menulis dan membaca akan menentukan kualitas
sebuah negara. Negara yang maju bisa
menghasilkan banyak karya tulis dibandingkan dengan negara - negara yang
masih berkembang. Banyak penulis yang membahas tentang pentingnya keterampilan
membaca dan menulis serta pendapat mengenai pro-kontra penyebab rendahnya mina
Dari 3 artikel yang telah dibaca dapat di simpulkan bahwa
garis besar yang ingin disampaikan A
Chaedar alwasilah dalam artikel yang berjudul “(Bukan) Bangsa Penulis”, “
Powerful Writers versus the Helpless Reader dan C W Watson dalam artikel yang
berjudul “Learning and Teaching Process More about Reader and Writer adalah:
1.
Kualitas
membaca dan menulis dalam perguruan tinggi di Indonesia masih sangat rendah.
2.
Tradisi
Penelitian dan pelaporan ilmu alamiah tidak boleh dipaksa-terapkan pada ilmu
humaniora.
3.
Mahasiswa
bersikap fatalistik terhadap teks yang diciptakan oleh seorang penulis yang
kuat.
4.
Dosen
harus bisa menghasilkan buku.
5.
Dalam
sistem pendidikan terutama pada kurikulum yang diterapkan di Indonesia salah.
6.
Indonesia
lebih mengandalkan result, sedangkan luar negeri melalui proses.
Jumlah karya tulis
yang telah dihasilkan negara Indonesia menunjukan bahwa kualitas membaca dan
menulis pada tingkat akademi masih rendah. Menurut dirjen, jumlah karya tulis yang
dihasilkan dari seluruh perguruan tinggi indonesia masih rendah. Berbeda dengan
Malaysia, jumlah karya tulis yang dihasilkan lebih banyak padahal jumlah
penduduknya hanya sekitar 25 juta orang,hampir sepersepuluhnya penduduk Indonesia. Pak Chaedar berpendapat
bahwa rendahnya kualitas membaca dan menulis di Indonesia disebabkan karena
sistem pendidikan di perguruan tinggi Indonesia.
Selama ini
mahasiswa diwajibkan menulis skripsi,tesis dan disertasi, karena dianggap
sebagai ajang yang jitu untuk mengasah keterampilan menulis, meneliti, dan
melaporkannya secara akademik dan membuat jurnal sebagai tugas akhir
perkuliahan. Tradisi penelitian dan pelaporan ilmu ilmiah tidak boleh
dipaksa-terapkan pada ilmu humaniora sehingga menimbulkan pelecehan terhadap
epistemologi keilmuan. Berbeda dengan perguruan tinggi di AS memaksakan
mahasiswa banyak menulis esai, tugas-btugas tersebut diperiksa dan di komentar
secara kritis oleh dosen, sehingga nalar dan argumen mereka telah terlatih dan
terasah.Mewajibkan para dosen setiap tahun menulis jurnal atau buku teks
dianggap lebih realistis, sehingga kita tidak perlu mengimport buku-buku dari
luar negeri. Mewajibkan menulis artikel jurnal untuk kelulusan s-1 dan s-2
kurang tepat, sebab akan menyebabkan beberapa masalah, diantaranya:
Ø
Penumpukan
mahasiswa diakhir program.
Ø
Menuntut
biaya hidup.
Ø
Biaya
SPP yang mahal.
Bacaan untuk
mencerdaskan bukan hanya yang berbentuk jurnal saja, tetapi bisa juga bacaa
dalam bentuk buku teks ataupun artikel opini ysng terdapat di koran ternyata
jauh lebih besar peminatnya yaitu dua juta pembaca.
Dalam artikel lain
pak Chaedar berpendapat bahwa kualitas baca tulis di indonesia rendah
disebabkan karena banyak mahasiswa di perguruan tinggi Indonesia bersikap fatalistik terhadap teks yang
diciptakan oleh seorang penulis yang kuat, karena mereka beranggapan ilmu
pengetahuan yang mereka miliki tidak sebanding dengan penulis. Halini
menyebabkan mahasiswa lebih memilih membaca berorientasi dibandingkan mambaca
dan menulis berorientasi.
Dosen – dosen PhD
yang baru kembali dari luar negeri sering menggunakan buku teks yang terlalu
canggih untuk mahasiswa, sehingga mahasiswa diperlakukan sebagai kandidat
dokter. Hal ini tidak sesuai dengan zona mahasiswa di perguruan tinggi Indonesia,sehingga
seharusnya dosen harus memilih metode yang lebih sesuai dengan jenjang ilmu
mahasiswa.
Sistem pendidikan
Indonesia terutama pada kurikulum yang digunakan salah, contoh di jurusan
Bahasa Inggris IKIP mahasiswa hanya
diberikan teori dan pengetahuan yang diperoleh dosen, berbeda denagan
universitas di inggris mahasiswa diajarkan penguasaan bahasa asing sehingga
mereka dapat berbicara, mendengarkan dan memahami, membaca dan menulis dengan
lancar karena mereka mendapatkan banyak dorongan.
Kesimpulan dari
ketiga teks tersebut adalah bahwa kualitas membaca dan menulis pada perguruan
tinggi Indonesia bisa ditingkatkan dengan cara menganalisis kembali kurikulum
yang telah ada dan di implementasikan sesuai cita-cita yang ditentukan,
sehingga minat membaca dan menulis pada akademisi bisa ditingkatkan. Serta
akademisi di Indonesia harus bisa lebih banyak menulis karya tulis sehingga
tidak perlu mengimport dari luar negeri. Kegiatan menulis merupakan bagian dari
akademisi yang ditunjang dengan membaca.
Author,
Meta Hittoh
Mu’awanah


Subscribe to:
Post Comments (Atom)