Saturday, February 22, 2014

Literasi Penari Kertas


Nama : Reni Harliani
Klass : PBI-D
Class Review 2
Literasi Penari Kertas
              Pada hari jum’at tanggal 14 februari 2014, tepatnya pada pukul 07.30 wib, ini adalah pertemuan kedua dalam mata kuliah Writing 4 (empat). Saya bersama eteman-teman duduk didalam kelas menunggu kehadiran seorang dosen yang akan mengajari kami dipagi hari yang sangat cerah ini.

            Beberapa saat kemudian datanglan seorang dosen yang akan mengajari kami yaitu Bapak Lala Bumela, M.Pd , kemudian beliau dengan senyum dan semangatnya menerangkan tentang “akademik writing” dalam mata kuliah writing empat ini.
               ( Hyland 2004: 4 ) Hyland mengatakan, "menulis adalah praktek didasarkan pada harapan : peluang pembaca menafsirkan maksud penulis meningkat jika penulis mengambil kesulitan untuk mengantisipasi apa yang pembaca mungkin mengharapkan didasarkan pada teks-teks sebelumnya ia Telah membaca dari jenis yang sama.
               Penulis dan pembaca menari Hoey ( 2001) , seperti dikutip dalam Hyland ( 2004) , mengibaratkan para pembaca dan penulis untuk penari mengikuti langkah-langkah masing-masing, setiap rasa perakitan dari teks dengan mengantisipasi apa yang lain kemungkinan akan dilakukan dengan membuat koneksi ke teks sebelumnya Dengan kata lain , bagi saya penulis - pembaca membuat sambungan disebut seni.
               Menurut buku yang saya baca Akademik writing : A handbook for internation students”. Menulis akademik adalah untuk siswa internasional yang belajar diperguruan tinggi dan universitas dimana kursus diajarkan dalam inggris. Menulis akademik tentu fleksible yang memungkinkan siswa dari semua mata pelajaran dan tingkatan, dari dasar untuk PhD, untuk berlatih aspek-aspek penulisan yang paling penting untuk studi mereka.
v  Teaching orientation
1.      Akademik writing
-          Impersonal
              Dari ketentuan yang berlaku dalam tata bahasa inggris bahwa tiap-tiap kalimat harus mempunyai subjek dan predikat dan tiap predikat harus dimulai dengan “Verb”, kalau tidak ada verb maka am, are, be, dan is boleh menjadi wakil verb, begitu juga dengan subjek kalau tidak ada subjek dalam kalimat itu, maka kata “it” boleh dipakai untuk menggantikannya. Contoh kita akan mengucapkan bagus, tidak boleh mengucapkan good saja, tetapi harus it is good.
-          Reference
             Disini reference berfungsi untuk menjelaskan sumber yang dapat dipercaya yang dapat mendukung pernyataan yang kita tulis dalam sebuah teks, sehingga dapat membantu pembaca untuk mengetahui sumber dari sebuah tulisan yang kita tulis, Dan mendidik diri kita agar jujur dalam menulis karya ilmiah.
-          Formal
            Sebuah tulisan yang dituntut untuk tertata rapih dan resmi, tulisan yang mempunyai karakterristik, suatu komunikasi yang menyampaikan informasi yang formal dari penulis untuk pembaca.
2.      Critikal Thingking
            Sebuah cara kemampuan atau keterampilan berpikir jernih dan rasional dan kritis yang berfokus pada satu topik yang dapat memberikan sebuah alasan. Terdapat Critikal reader dan critikal writer.
3.      Writing
            Menulis adalah melahirkan sebuah ide-ide atau pemikiran yang dafat kita tulis dan menghasilkan sebuah karya seni dan terkadang bernilai jual tinggi. Yang berisi, a way of know something, a way of representhing, a way of reproducing, Ketiga sesuatu ini menunjukan pengetahuan informasi dari kata kunci pengalaman.
Menurut llexemburg, et.al (1992 :86) mendefininisikan teks sebagai ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, paragmatik merupakan bahasa satu kesatuan.
            Dalam sebuah teks ada sebuah isi, isi sangat berkaitan dengan sebuah konten teks, yang mempunyai gagasan- gasan yang dituangkan dalam bentuk bahasa yang merupakan untaian kata-kata, isi teks berkaitan dengan semantik, semantik berkaitan dengan makna, dan sintaksis sebuah penataan kalimat.
                Literasi yang dalam bahasa Inggrisnya Literacy berasal dari bahasa Latin littera   (huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya.
                 Berkenaan dengan ini Kern (2000) mendefinisikan istilah literasi secara komprehensif sebagai berikut  :

               Literasi adalah penggunaan praktik-praktik situasi sosial, dan historis, serta kultural dalam menciptakan dan menginterpretasikan makna melalui teks. Karena peka dengan maksud/tujuan, literasi itu bersifat dinamis – tidak statis – dan dapat bervariasi di antara dan di dalam komunitas dan kultur diskursus/ wacana.Literasi memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuanbahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang genre, dan pengetahuan kultural. Genre adalah jenis-jenis teks.

             Wells (1987) menyebutkan bahwa terdapat empat tingkatan literasi pendidikan, yaitu: performative, functional, informational, dan epistemic. Performatif adalah  mampu membaca dan menulis, functional diharapkan menggunakan bahasa untuk memenuhi kehidupan sehari-hari seperti membacabuku manual. informational adalah diharapkan dapat mengakses pengetahuan dengan bahasa. Epistemic adalah  orang dapat mentransformasikan pengetahuan dalam bahasa.
                     Penulis harus memuaskan pembaca begitu juga dengan citarasanya harus dapet, penulis sama halnya dengan seseorang yang pintar memasak. Jika penunis tidak dapat memberikan sebuah keindahan  pad sebuah karya tulisnya untuk pembaca, maka penulis akan mati karena ditinggal pembacanya, selanjutnya jika kita tidak berevolusi menjadi pembaca yang hebat maka kalian tidak akan pernah menjadi penulis yang hebat.
                    Untuk mencintai membaca harus dengan keadaan senang dan tersenyum saat melihat untaian-untaian kata melintas di depan mata kita sehingga apa yang kita baca akan masuk ke dalam hati. Biasakanlah membaca dan jadilah penulis hebat, bisa karena terbiasa.

             

 Chapter Riview
Latar Belakang Literasi
                In the 21 st century, world class standards will demand that everyone is highly numerate, well informed, capable of learning constantly, and confident and able to play their part as a citizen of a de,ocratic socienty. (Michael Barber)
v  Pendekatan Terhadap Pengajaran Bahasa Asing ke dalam Lima Kelompok Besar, yakni :
Ø  Pendekatan Struktur
                    Fokus pembelajaran pada penggunaan bahasa tulis dan penguasaan tata bahasa. Tata bahasa traditional fokus pada bentuk, melatih siswa mengidentifikasikan jenis kata, unit-unit sintaksis (kata, frase,klausa) dan cara menggabungkannya.
Ø  Pendekatan Audiolingual
             Fokus pada latian dialog-dialog pendek untuk dikuasai oleh siswa, sedangkan pendekatan ini bahasa tulisnya terabaikan
v  Definisi Literasi
-          Menurut Edtion Oxford advanced learnes dictionary, 2005:898) literasi adalah kemampuan membaca dan menulis
-          Menurut Setiadi 2010 Istilah Literasi yang sering jarang dipakai, yang sering dipakai adalah pengajaran bahasa atau pembelajaran bahasa.
-          Zaman dahulu Literasi diartikan sebagai pendidikan namun sekarang pendidikan dasar tidak cukup hanya mengandalkan baca dan tulis.
-          Litersi adalah praktik kultural berkaitan dengan persoalan sosial dan politik
             Namun pada hakikatnya Literasi tidak hanya membaca dan menulis bahkan kini ada ungkapan Literasi komputer, literasi matematika, literasi IPA, dsb.
v  Adapun Model Literasi Menurut Freebody dan Luke :
-          Memahami kode dalam teks.
-          Terlibat dalam memakai teks.
-          Menggunakan teks secara fungsional.
-          .Melakukan analisis dan mentransformasi teks secara keritis
            Keempat peran tersebut dapat diringkas kedalam lima verba : memahami, melatih, menggunakan, menganalisis dan mentransformasi teks, itulah hakikat berliterasi secara kritis.
v  Literasi Memiliki Tujuh Dimensi, yaitu :
-          Dimensi geografis meliputi (lokal,nasional,regional dan internasional)
-          Dimensi ini bergantung pada tingkat pendidikan jenjang sosial dan vokasional
-          Dimensi Bidang (pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan, militer) contohnya dibidang pendidikan, jika bidang pendidikan berkualitas tinggi maka literasipun akan berkualitas tinggi.
-          Dimensi keterampilan meliputi(membaca menulis menghitung dan berbicara)Jadi orang yang literasi harus menguasai semua katerampilan diatas
-          Dimensi fungsi orang yang literat mampu mengaplikasikan kemampuan literasi dalam mempecahkan persoalan
-          Dimensi media orang literat dapat mengandalkan literasinya menggunakan media
-          Dimensi jumlah orang multiliterat mampu berinterasi dalam berbagai situasi, kemampuan ini tumbuh karena proses pendidikan yang berkualitas tinggi
-          Dimensi bahasa orang yang literat adalah mampu menguasai berbagai bahasa maka orang ini dikatakan orang yang multiliterat.

v  Ada 10 gagasan kunci ihwal Literasi yang menunjukan perubahan paradigma Literasi sesuai dengan zaman:
Ø  Keterlibatan Lembaga-lembaga sosial
Lembaga-lembaga itu menjalankan perannya dengan fasilita bahasa, sehingga muncul bahasa birokrat atau bahasa politik yang menunjukan kekuasaan birkrat terhadap rakyat.
Ø  Tinkata kafasitas relatif
Kefasihan(literasi) minimalatau literasi yang diperlukaan untuk memainkan peran fungsional dalam setiap interaksi.
Ø  Pengembangan potensi diri dan pengetahuan
Literasi mengembangkan potensi diri untuk mengekpresi dan mengapresiasi, serta memikirkan segala hal dalam lingkungan sosial budaya dan psikologisnya yang  terdekatyakni keluarga ibunya dari bahasa ibu
Ø  Standar dunia
Literasi sebagai niai ukur kualitas sebagai pendidikan bangsa.
Ø  Warga masyarakat demokratis
Literasi mempalitasi warga negara dalam menjungjung tinggi nilai demoksi.
Ø  Keragaman lokal
Literasi dapat menyadarkan manusia tentang keragaman lokal budaya dengan demikian secara tidak langsung akan membentuk manusia yang berwawasan global, semakin sensitif dan antisifasif dia terhadap keragaman lokal
Ø  Hubungan global
Mengharuskan semua orang mempunyai literasi tingkat internasional, literasi tingkat ini bergantung pada dua hal : penguasaan teknologi informasi (ICT literacy) dan pengetahuan tinggi.
Ø  Kewarganegaraan yang efektif
 Warganegara yang aktif dalam segala bidang , yakni warga negara yang mampu mengubah dir, serta berkonstribusi bagi keluarga, lingkungan dan negara. Serta mengetahui hak dan kewajibannya(citizenship literacy).
Ø  Bahasa inggris ragam dunia
Bahasa inggris merupakan bagian dari literasi global. Jadi tidak heran bahasa inggris dipengaruhi oleh ketentuan bahasa dan budaya lokal.
Ø  Kemampuan berpikir kritis
         Literasi bukan hanya membaca dan menulis saja akan tetapi kita harus menggunakannya secara fasih, efektif dan kritis serta mengajarkan keterampilan berpikir kritis.
                 Semiotik adalah ilmu tanda, termasuk persoalan ikon, tipologi tanda, kode, struktur dan komunikasi. Budaya adalh sitem  tanda dan memakai tanda manusia harus menguasai literasi semiotik, mengkaji budaya istilah  sintaksik, semantik dan paragmatik.
Sintaksik adalah mengkaji cara aspek budaya saling terikat dalam sistem budaya. Semantik mengkaji hunbungan tanda-tanda dengan rujukannya. Paragmatik mengkaji hubungan antara tanda, pengirim dan peneriman.
v  Pendidikan bahasa berbasis literasi seyogya mengikuti tujuh prinsip :
1.      Literasi adalh kecakapan hidup (life skills) yang memungkinkan manusia berfungsi maksimal sebagai anggota masyarakat
2.      Literasi mencakupnkemampuan recefdif dan produktif dalam upaya berwawancara secara tertulis maupun secara lisan
3.      Literasi adalah kemampuan memecahkan masalah
4.      Literasi adalah refleksi penguasaan dan apresiasi budaya
5.      Literasi adalah kegiatan  refleksi (diri)
6.      Literasi adalah hasil kolaborasi
7.      Literasi adalh kegiatan melakukan interprestasi

v  Implemntasi
                  Rekayasa Literasi adalah upaya yang disengaja dan sistematis untuk menjadikan manusia terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara oftimal. Penguasaan bahasa adalah pintu masuk menuju kependidikan  dan pembudayaan orang yang literat adalah orang yang terdidik dan berbudaya.
Perbaikan Rekayasa Literasi Senantiasa Menyagkut Empat Dimensi :

Dimensi Pemgetahuan Kebahasaan (fokus pada teks)
Membaca dan menulis memerlukan pengetahuan
1.      Sistem bahasa untuk membangun makna jenis dan struktur teks, morfologi, sintaksis, semantik dan ortografi.
2.      Persamaan dan perbedaan bahas lisan dan tulisan.
3.      Ragam bahasa yang mencerminkan kelompok daerah, lembaga, etnis, agama, pekerjaan, status sosial dan budayanya.
Dimensi pengetahuan kognitif(fokus pada minda)
1.      Aktif, selektif dan kostruktif saat membaca dan menulis.
2.      Memanfaatkan pengetahuan yang ada(skemata untuk membangun makna).
3.      Menggunakan proses mental dan strategis untuk menghasilkan makna(memprediksi, memonitos, mengevaluai, merevisi, merespon,menarik kesimpulan.
Pengetahuan Perkembangan (fokus pada pertumbuhan)
1.      pembelajaran aktif dan konstruktif dalam perkembangan literasi.
2.      Pemakai berbagai strategi dan proses mengintruksikan berbagai dimensi literasi contoh : mengumpulkan data dan mengajukan hipotesis.
3.      Pengamatan atas, melakukan transaksi dengan mereka yang lebih fasih didalam atau diluar kelompok nasional dalam lembaga seperti terikat etnis, budaya.
4.      Menggunakan dukungan mediasi
5.      Pemanfaatan pengetahuan lewat membaca untuk mendukung kegiatan membaca menulis
6.      Menegosiasi makna tekstual melalui dukungan sistem kemunikasi contoh seni musik.

Pengetahuan Sosiokultural ( fokus pada kelompok)
1.      Tujuan dan politerasi yang beragam sesuai dengan kelompok, dareah, lembaga, etnis, agama, pekerjaan.
2.      Aturan dan norma dalam melakukan transaksi dengan bahasa tulis
3.      Fitur-fitur linguistik dari berbagai teks untuk berbagai tujuan didalam dan untuk silang kelompok dan lembaga terkait suku bangsa budaya.
4.      Bagaimana menggunakan literasi untuk memproduksi, menggunakan, mempertahankan, mengontrol pengetahuan di dalam silang kelompok sosial dan lembaga.
5.      Bentuk-bentuk dan fungsi literasi tertentu yang bernilai tinggi.
           Bagaimana literasi diajarkan tergantung tergantung pada paradigma ihwal literasi itu
Pengajaran literasi pada intinya mengajarkan manusia yang secara fungsional mampu membaca menulis, terdidik cerdas dan menunjukan apresiasi terhadap sastra.
      Untuk mempelajari sastra setidaknya diawali tiga paradigma yang harus dimiliki, yaitu :
1.      Decoding : Penguasaan kode bahasa awalnya diberi pengetahuan kode-kode bahasa.
Rumus : perkembangan literasi = belajar ihwal literasi - belajar literasi -  melalui literasi.
2.      Keterampilan : siswa menguasai sitem morfamik bahasa.
Rumus : perkembangan literasi = belajar ihwal literasi – belajar literasi – belajar melalui literasi.
3.      Bahasa secara utuh : siswa memahami teks otentik yang konteks tual sehingga mendapatkan makna baru bukan kosa kata baru.
Rumus : perkembangan literasi = belajar melalui literasi - belajar literasi – belajar ihwal literasi.
                          (sumber : Kern 2000 : 19).
        Paradigma adalah cara pandang dan pemaknaan terhadap objek pandang.
                 Kita tidak boleh mengulangi kesalahan : yaitu banyaknya sarjana ahli sastra dan linguistik yang tidak bisa menulis, atau seorang ilmuan yang bergelar profesor tetapi tidak dapat menulis buku teks sebagai tanda kepakarannya, maka hilanglah setengah kegelarannya atau bak seperti atribut yang ta bernama. Yang salah pada sistem pendidikan dan pengajaran literasi dinegara ini, bisa jadi karena metode dan teknik pengajarannya kurang mencerdaskan dan juga kurangnya persediaan buku-buku disetiap perpustakaan baik itu di perguruan tinggi atau di jenjang bangku sekolah, sering kita tidak menyadari bahwa perpustakaan adalah ujung tombak kemajuan suatu sekolah atau perguruan tinggi.  
                 Yang terpenting sekarang bagaimana kita membantu generasi baru agar menumbuhkan jiwa literat dan tidak menyesali masa lalu apa yang telah terjedi pada negara ini.  Teruslah untuk belajar berliterasi, seperti pada kata-kata bijak orang yang berhenti belajar dia akan menjadi tua dan orang yang terus belajar tetap menjadi muda.
       Membaca : Menyelamatkanmu dari kebodohan
        Menulis : menuju jalan kesempurnaan


Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment