Sunday, February 16, 2014
Created By:
Alfat Prastowo
Class Review 1
Assalamualaikum Wr.Wb, setelah sekian lamanya kita
berlibur yaitu satu bulan yang lalu. Wawww cukup lama bukan? Semoga dengan
waktu yang sebegitu lamanya saya dan teman-teman Mahasiswa dapat menggunakannya
dengan sebaik mungkin. Tak terasa pula, akhirnya kommpetisi ini kembali dimulai
yaitu mata kuliah Writing and Composition 4 dengan dosen Mr. Lala Bumela. Sosok
dosen yang tidak asing lagi bagi Mahasiswa dan Mahasiswi IAIN SNJ Cirebon
khususnya untuk Mahasiswa dan Mahasiswi Tadris Bahasa Inggris.
Jum’at 14 Februari 2014, tepatnya jam 07.30 pagi
dimulailah proses pembelajaran dengan diisi langsung oleh dosen yang
bersangkutan yakni Mr. Lala Bumela. Dosen menjelaskan Writing and Composition 4
dan dalam Writing 4 ini dikhususkan atau fokus pada pembahasan Academic
Writing. Contoh pengubahan kalimat dalam Writing for Academic Purpose:
1.
Conducted
this Research in a years

2.
This Research
conducted in a years
Penjelasan:
Pada kalimat pertama tidak sesuai dengan kaidah
Academic Writing, sedangkan pada kalimat kedua sudah sesuai dengan kaidah
Academic Writing. Untuk mengetahui lebih lanjut seputar Academic Writing penulis
akan menjeskannya dibawah ini.
Definisi luas dari Academic Writing adalah Setiap
penulisan yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan dari Perguruan Tinggi atau
Universitas. Menulis akademik juga digunakan untuk publikasi yang dibaca oleh
guru dan peneliti atau dipresentasikan di Konfersi. Sebuah definisi yang sangat
luas penulisan akademik dapat mencakup tugas menulis yang diberikan dalam
suasana akademis.
Menulis Akademik juga dapat didefinisikan sebagai
suatu bentuk prosa ekspositori yang harus tepat, semiformal, impersonal, dan
Objektif. Menulis akademik didasarkan pada analisis penulis. Menulis akademik
adalah mogok ide untuk meningkatkan pemahaman seseorang tentang hal tertentu.
Menggunakan penalaran deduktif, suara semiformal, serat sudut pandang orang
ketiga. Penggunaan penalaran Deduktif yaitu menyatakan tesis (gagasan utama)
awal dan kemudian mengikuti dengan contoh-contoh pendukung dan detail, sehingga
membuat ide-ide yang lebih mudah untuk dipahami. Suara Semiformal berarti tidak
ada kata-kata gaul, ucapan sehari-hari (ekspresi umum dari pidato biasa),
kontraksi kata benda, kata kerja dan lain-lain. Orang ketiga Poin of viewnya,
misalnya: dia, itu, dan mereka serta bentuk akusatif, datif dan posisi mereka
harus digunakan. Tidak ada pertama dan kedua untuk orang poin of viewnya
misalnya: saya, anda, kita yang digunakan menulis akademik.
Berikut adalah daftar dokumen dimana penulisan
akademik digunakan. Beberap yang cukup jelas dan beberapa memiliki penjelasan
singkat, sebagai berikut:
1.
Laporan buku
2.
Translation
3.
Esai
4.
Makalah
penelitian atau artikel penelitian.
5.
Jurnal akademis
6.
Disertasi dan
Tesis – ini ditulis untuk memperoleh gelar yang lebih tinggi di sebuah
perguruan tinggi atau universitas baik swasta maupun negeri.
7.
Abstrak – ini
adalah ringkasan singkat dari sebuah dokumen yang panjang.
Terdapat beberapa karakteristik dalam penulisan
akademik, sebagai berikut:
1.
Tujuan Umum –
penulisan akademik ini untuk menyajikan inforamsi yang memberika pemahaman yang
jelas tentang subjek.
2.
Tujuan tertentu
– tujuan penulisan akademik adalah bervariasi sesuai dengan tugas, seperti:
Ø Argumentatif dan persuasi: tujuan penulisan akademik
adalah untuk membujuk pembaca agar menerima pendapat penulis.
Ø Pameran – tujuan lain dari menulis akademik adalah
untuk menjelaskan sesuatu.
Ø Description – ini bertujuan juga untuk menggambarkan
sesuatu.
Ø Narasi – fungsi utama ini adalah untuk menceritakan
sebuah cerita.
Struktur penulisan akademik, terdapat tiga bagian
yaitu Inroduction, Body, dan Conclution. Ketiganya akan dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Introduction
Pengenalan yaitu (pembuka) pada dasarnya memenuhi dua
tujuan:1. Keuntungan perhatian pembaca, 2. Mengidentifikasi fokus atau tesis,
yang dikembangkan pada bagian utama (body) asai.
2.
Body
Mengembangkan paragraf karena mereka adalah jantung
dari sebuah esai Paragraf ini harus jelas dan logis mendukung tesis. Mereka
harus diatur dengan sebaik-baiknya, misalnya dalam rangka kepentingannya dan
lain-lain. Dalam penulisan akademik paragraf harus mengalir lancar dari satu ke
yang berikutnya, misalnya kalimat pertama disetiap paragraf baru harus
berfungsi sebagai link yang efektif untuk paragraf sebelumnya. Selain itu,
ide-ide pendukung minor dihubungkan bersama dalam paragraf dengan cara yang halus.
3.
Conclusion
Tujuan khusus penulisan akademik adalah memiliki
kesimpulan yang kuat. Kesimpulannya adalah ringkasan paragraf ini harus
mencapai berikut:
v Harus mengingatkan pembaca tesis itu dengan mengutip.
v Semua poin penting dalam esai harus diletakkan
bersama-sama dengan cara ringkasan dan kesimpulan harus diambil bagi pembaca.
Poin – poin penting yang perlu diperhatikan:
·
Pengulangan
kata-kata penting dan kata ganti atau kata kunci membantu pembaca mengikuti
dari kalimat ke kalimat istilah penting yang didefinisikan dan hubungan antar
mereka dijelaskan.
·
Sinonim dan
substitusi – sinonim adala dua kata atau lebih yang memiliki hal hampir sama.
Substitusi adalah sebuah kata yang menggambarkan subjek.
·
Transitional
adalah kata-kata dan frase yang menunjukkan hubungan yang tepat antara satu ide
dan yang lainnya, seperti: oleh karena itu, bagaimanapun, walaupun, akhirnya,
dan lain-lain.
Appetizer
Essay
“ Betapa
Rendahnya Literasi Bangsa Ini”
Surat Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nomor
152/E/T/2012, tertanggal 27 januari 2012 kepada para rektor, ketua. Direktur
perguruan tinggi negeri dan swasta diseluruh Indonesia tentang karya ilmiah
telah memicu pro dan kontra dilingkungan kampus sejalan dengan sudut pandang
dan peran masing-masing. Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTSI)
terang-terangan memboikot aturan tersebut.
Menurut pandangan penulis, wajar saja jika Direktur
Perguruan Tinggi jengkel. Karena mayoritas sarjana lulusan PT tidak bisa menulis.
Bahkan para dosennya pun tidak bisa menulis. Secara total, jumlah karya ilmiah
di perguruan tinggi Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan Malaysia,
yakni hannya sekitar sepertujuh. Jika kita melihat kebelakang, dahulu Negara
Malaysia banyak belajr dari Negara Indonesia. Guru-guru dari Indonesia banyak
dikirim ke Malaysia untuk mengajar. Akan tetapi untuk saat ini justru berbalik
arah 90° yaitu Negra Indonesia harus banyak belajar dari Negara Malaysia demi merebut
kembali kejayaan dahulu kala.
Memang untuk saat ini, Negara Malaysia berkembang
secara pesat yakni banyaknya gedung-gedung mewah yang menjulang tinggi. Tidak
hannya gedung-gedung mewah yang
menjulang tinggi akan tetapi tingkat literasi bangsa ini juga tinggi
akan kemampuan dalam memproduksi ilmu pengetahuannya.
Mengapa Artikel Jurnal?
Dalam literatur keilmuan, jurnal tidak identik dengan
skripsi, tesis, dan disertasi. Jurnal dikelola oleh tim dalam bidang keilmuan
tertentu. Setiap naskah yang masuk dibaca oleh blind review, yaitu mitra
lestari yang matanya tertutup sehingga tidak mengetahui identitas penulis
naskah, karena sengaja disembunyikan oleh pengelola. Tujuannya agar
penilaiannya objektif, dan menghindari beban moral.
Memang, selama ini perguruan tinggi kita mewajibkan
mahasiswa menulis skripsi, tesis, dan disertasi. Karena itulah ajang yang jitu
untuk mengasah keterampilana menulis, meneliti, dan melaporkannya secara
akademik. Hal ini justru berbeda dengan mahasiswa di AS. Semua perkuliahan di
AS ini memaksa mahasiswa banyak menulis esai. Tugas-tugas itu selalu
dikembalikan dengan komentar kritis dari dosen, sehingga nalar dan argumen
tulisan mahasiswa benar-benar terasah.
Jika bangsa Indonesia ingin tingkat literasinya tinggi
maka kalangan akademis lah yang harus bergerak. Mulai dari dosen, mahasiswa,
dan nantinya akan merambat ke SMA atau bahkan SMP. Tindakan realistis yang bisa
dilakukan ialah mewajibkan para dosen setiap tahun menulis artikel jurnal atau
buku teks. Jadi yang tidak bisa menulis sebaiknya jangan bermimpi jadi dosen.
Ketika Mr. Chaedar mengajukan pertanyaan yaitu 40
Matematika dan 60 Siswa bahasa di sekolah Pascasarjana di Bandung. Jika anda
tidak memahami teks yang anda baca, apa alasannya? Hampir 95% siswa menyalahkan
dirinya mereka sendiri dan respon dari siswa tersebut berfariasi, mulai dari:
1. Saya tidak memiliki latar belakang yang sama, 2. Keahlian penulis sangat
tinggi atau ini hanya diluar kapasitas saya sebagai pelajar baru, 3. Saya belum
mencapai tingkat itu atau retorikanya terlalu tinggi bagi saya, 4. Aku tidak
bisa berkonsentrasi saat membaca, seolah-olah masalah membaca adalah akibat dan
kurangnya konsentrasi.
Memang demikianlah yang terjadi dilapangan, banyak
pembaca yang tak berdaya. Hal ini mengindikasikan bahwa profil keaksaraan
lulusan Universitas dan mencerminkan bagainana pendidikan bahasa terjadi di
Negeri ini. Menurut Pendapat saya bahwa bahasa kita telah gagal untuk
mengembangkan pembaca kritis.
Pemegang PhD yang baru kembali dari luar negeri sering
menggunakan buku teks favorit mereka. Fenomena penggunaan yang salah dari buku
teks yang baik untuk mahasiswa adalah bukti belaka bahwa intelektual bangsa ini
lebih berorientasi membaca daripada menulis-oriented. Hal ini kemudian membuat
para mahasiswa kewalahan dengan bahan diluar zona mereka kedekatan kognitif dan
kenyamanan. Hal ini juga sekaligus membuat mahasiswa dicuci otaknya bahwa
bahasa nasional kita tidak cukup canggih untuk menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Secara tidak sadar mereka menunjukan perlawanan terhadap sumpah
pemuda yang mengakui Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional kita.
Alangkah lebih baiknya jika pendidikan bangsa kita
diubah, disamping membaca berorientasi siswa tetapi juga dibarengi dengan
menulis berorientasi siswa. Sangat disarankan bagi para dosen menulis buku
sendiri dan tidak untuk merekomendasikan buku impor. Boleh menggunakan buku
impor akan tetapi hanya untuk referensi pribadi.
Analisis hasil tes yang diambil oleh mahasiswa
Indonesia yang disajikan oleh Dr. Iman bagus dalam sebuah makalah baru-baru ini
diberikan pada sebuah konferensi di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung) pada 2 februari menunjukan bukti mengejutkan bahwa siswa tidak mampu mengidentifikasi
tema utama potongan prosa Indonesia langsung dalam pemeriksaan pilihan ganda.
Dalam hal ini siswa menghadapi kesulitan dalam membaca
teks akademis, baik tertulis awalnya dalam bahasa indonesia apalagi dalam
bahasa inggris. Hal ini dapat dikarenakan karena kurangnya kompetensi pada
bagian dari guru mengajar murid atau bisa juga dikarenakan muridnya kurang
berfikir kritis. Sehinnga penting bagi pelajar agar menguasai bahasa ibu
sendiri yaitu bahasa Indonesia sebelum kita sebelem kita belajar bahasa asing
seperti inggris, jepang, mandarin, dan lain-lain.
Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa harus dibiasakan
melakukan observasi dan juga lerning by doing. Agar apa yang telah disampaikan
dosen atau guru dapat diterapkan langsung. Dosen juga harus dibiasak menulis
jurnal dan Mahasiswanya membuat karya esai. Perlu diingat juga jika kita ingin
dicap sebagi bangsa penulis maka tingkatkan dulu kualitas dan mutu kita.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)